Perbedaan Kasta Dua Juara Dunia

LAGA persahabatan akan mempertemukan dua kampiun juara dunia di Stadion Wanda Metropolitano Madrid, dini hari nanti. Spanyol, juara 2010, akan menjajal kekuatan pemegang titel juara di Piala Dunia 1978 dan 1986, Argentina.

Jika dilihat dari perkembangan kedua tim akhir-akhir ini, Spanyol layak lebih diunggulkan daripada sang tamu. Sejak kegagalan di Piala Eropa 2016, Andres Iniesta dan kawan-kawan menunjukkan perkembangan signifikan di bawah kepemimpinan entrenador anyar, Julen Lopetegui.

Berkat tangan dingin pelatih 51 tahun itu, Spanyol tidak mengalami kekalahan. Dari 17 laga yang dilalui, 12 di antaranya diakhiri dengan kemenangan dan sisanya seri.

Tim 'Matador' pun tampak sangat menikmati gaya permainan yang diinginkan Lopetegui. Gelandang Spanyol Saul Niguez pun melemparkan pujian kepada sang pelatih.

"Sejak kedatangan Lopetegui, kami memiliki perjalanan yang baik. Tim sangat baik, tapi kami harus tetap berkembang dalam waktu menyiapkan diri. Tim ini sangatlah menarik," jelas pemain milik Atletico Madrid itu.

Di sisi lain, La Albiceleste, julukan Argentina, seperti ada di kasta yang berbeda dengan Spanyol. Pelatih Jorge Sampaoli masih terus berpikir keras untuk meramu skuat terbaik.

Performa tim yang tidak matang tepat waktu, yakni sebelum pergelaran Piala Dunia 2018 pertengahan tahun ini, menjadi kekhawatiran lain eks pelatih Sevilla tersebut. Efek domino akan dirasakan tidak hanya bagi tim, tetapi juga diderita sang bintang, Lionel Messi.

"Messi seperti memiliki sebuah revolver (senapan api) di kepalanya dan jika dia tidak memenanginya, dia akan menembakkannya dan terbunuh. Sebuah hasil yang dapat membuatnya tidak menikmati talenta yang dimiliki," tutur Sampaoli.

Messi diragukan tampil melawan Spanyol karena mengalami cedera otot. Meski La Pulga telah berlatih bersama timnya di Valdebebas, Senin (26/3) waktu setempat, Sampaoli kemungkinan akan menyimpan sang kapten di bangku cadangan.