Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
TAK kurang dari enam tahun lamanya Glasgow Rangers harus puas hanya berlaga di level domestik. Tahun ini mereka kembali berlaga di Eropa, tepatnya di babak pertama kualifikasi Liga Europa. Sayangnya, hanya sampai situlah comeback Rangers karena mereka langsung tersingkir di tangan tim guram asal Luksemburg, Progres Niederkorn. Rabu (5/7), Rangers dipaksa menyerah 0-2 dalam laga leg dua di Luksemburg lewat dua gol tuan rumah di babak kedua. Dengan demikian, wakil Skotlandia itu harus angkat koper karena pada leg pertama di kandang mereka hanya mengantongi kemenangan 1-0.
Hasil itu tentu di luar ekspektasi. Apalagi, Niederkorn hanya finis keempat di Liga Luksemburg musim lalu serta tidak punya sejarah berlaga di babak utama turnamen Eropa, yakni hanya mencetak satu gol dan kebobolan 41 bola dalam 13 pertandingan yang mereka lakoni. Kekalahan itu membuat pelatih Rangers, Pedro Caixinha, berada dalam sorotan. Kapabilitasnya yang sudah diragukan sejak ditunjuk pada Maret lalu kian dipertanyakan para fan. Pria asal Portugal itu juga tidak menampik bahwa kekalahan tersebut tidak bisa dimaafkan. Namun, ia menolak untuk disalahkan.
"Hasil ini tentu di luar dugaan, tidak ada alasan bagi kami untuk menampiknya. Kami sudah menatap babak grup, tetapi takdir berkata lain," kilahnya. Rangers sebetulnya bukan tampil tanpa usaha. Sebagai tim yang memang lebih berpengalaman daripada lawan, mereka memperlihatkan serangan yang lebih terstruktur. Tim tamu memiliki dua peluang emas, tapi eksekusi Josh Windass dan Kenny Miller hanya membentur mistar gawang ketika pertandingan memasuki fase injury time. Namun, saat itu Rangers sudah tampil putus asa karena tertinggal 0-2. Emmanuel Francois menghukum lambatnya lini belakang tetangga Glasgow Celtics itu dengan menceploskan bola di menit ke-66. Namun, hal yang lebih buruk terjadi 14 menit kemudian ketika Rangers kebobolan lewat tendangan bebas Sebastien Thill.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved