Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Reformasi Skema ala Dua Genius

09/5/2017 01:30
Reformasi Skema ala Dua Genius
(Pelatih Juventus Massimiliano Allegri---AFP)

KETIKA Massimiliano Allegri membuang skema 3-5-2 yang dipakai Juventus dalam enam tahun terakhir pada awal musim ini, pro-kontra menghujani dirinya.

Kini eks arsitek AC Milan itu menuai banyak pujian atas langkah tersebut.

Tidak dapat dimungkiri, taktik itu menjadi faktor di balik soliditas lini belakang I Bianconeri yang baru kebobolan dua gol di Liga Champions musim ini.

Tim dengan lini depan terbaik seperti Barcelona pun dibuat mandul ketika bertemu 'Nyonya Tua' di perempat final turnamen terakbar Benua Biru itu.

Taktik Allegri kerap disamakan dengan mahakarya Jose Mourinho ketika membawa Inter Milan juara Liga Champions 2010 lalu.

Kala itu, the Special One bergeming dengan formasi itu meski kerap dikritik sebagai 'parkir bus' karena taktik kerap berubah menjadi 4-5-1 ketika tim berada di bawah tekanan.

Hal itu berbeda dengan pendekatan yang digunakan Allegri.

Juru taktik yang disebut bakal menyeberang ke Arsenal musim depan itu tidak memerintahkan pasukannya untuk bertahan penuh sekalipun kala imbang tanpa gol dengan Barca di leg kedua perempat final.

Ketika harus bertahan, Allegri mengubah formasi menjadi 4-4-2 atau 4-4-1-1 dengan menyisakan Paulo Dybala dan Gonzalo Higuain di depan.

Hasilnya, jawara Seri A lima kali beruntun itu kuat di belakang plus mampu menceploskan 19 gol dalam 11 laga Liga Champions musim ini.

"Allegri ialah salah satu pelatih terbaik saat ini. Dengan perubahan formasi ini, (Mario) Mandzukic bisa bergerak lebih bebas dan (Gonzalo) Higuain memiliki ruang tembak lebih lebar," sanjung pemain tengah Juventus Sami Khedira.

Reformasi skuat juga bisa dijalankan Leonardo Jardim di AS Monaco.

Arsitek berusia 42 tahun itu menciptakan klub yang berlaga di Liga Champions musim ini lewat babak play-off menjadi salah satu tim paling tajam di Eropa.

Dalam 10 laga Eropa musim ini, tim asal League 1 itu sudah 21 kali menjebol gawang lawan berkat kerja keras Radamel Falcao plus rekan-rekan mudanya yang rata-rata baru berusia 24 tahun.

Tahun ini, mereka memuncaki kualifikasi Grup E dengan melesakkan sembilan gol.

Jumlah itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan Borussia Dortmund (21), tapi melambangkan Les Rouges et Blancs bisa menjadi ancaman di musim-musim mendatang mengingat dua tahun lalu mereka hanya mencetak 4 gol dalam 6 laga kualifikasi. (AFP/Ash/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik