Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Bekerja Menjadi Berkah

Dinda Shabrina
09/4/2022 04:00
Bekerja Menjadi Berkah
Ustaz Imam Munadi.(Dok. Youtube)

RAMADAN menjadi ladang pahala bagi para pekerja. Mengapa demikian? Di dalamnya ada keberkahan yang sangat berlimpah. Sebuah hadis mengatakan tidurnya orang berpuasa ialah ibadah. Bayangkan, tidur saja bagi mereka yang berpuasa dihitung sebagai ibadah. Apalagi mereka yang berpuasa dan masih tetap bekerja.

Ustaz Imam Munadi dalam ceramahnya di Masjid Al Maidah, mengatakan bulan puasa membuat lingkungan dan pola hidup, khususnya orang Islam, yang biasanya tidak memperhatikan aspek-aspek ketuhanan, menjadi senantiasa ingat kepada Allah SWT, termasuk dalam bekerja.

Perlu kiranya agar selama bulan puasa, para pekerja bisa meraih rahmat dan berkah selama bekerja. Pertama, mengutamakan niat bekerja karena Allah. Segala sesuatu yang diniatkan karena Allah insya Allah ada nilai keberkahan di dalamnya.

Ustaz Imam juga mengatakan bekerja yang diniatkan karena Allah akan selalu mendapatkan kemudahan. Itu disebabkan jalan tersebut langsung diberikan Allah untuk kita.

“Sambil jalan sambil diingat, saya berangkat ke tempat kerja karena niat ibadah, nyari nafkah buat keluarga saya. Buat makan anak istri. Capek, panas, semua dilewati, tapi kalau dari awal sudah diniatkan karena Allah, mudah-mudahan itu semua menjadi sebab turunnya karunia dan keridaan Allah kepada kita,” kata Ustaz Imam.

Agar kerja bernilai sebagai ibadah, pekerjaan yang dipilih haruslah pekerjaan yang halal secara syariat. Jika sudah berniat kerja karena Allah, tetapi pekerjaan yang dilakukan tidak halal secara syariat, semua hal itu menjadi percuma.

“Kita udah niat kerja karena Allah, eh, pekerjaannya copet. Mana bisa begitu? Pekerjaannya enggak halal. Kalau mau bernilai ibadah, sudah niat karena Allah, pekerjaan yang dipilih harus halal secara syariat,” tuturnya.

Pekerjaan yang tidak halal secara syariat akan memunculkan kekhawatiran. Jika uang hasil pekerjaan itu telah masuk perut anak dan istri, akan menimbulkan kekacauan.

 

Jauhi korupsi

Setelah niat karena Allah dan pekerjaan yang dipilih halal, cara melakukan pekerjaannya pun haruslah halal sesuai dengan syariat. Ustaz memberikan contoh seorang pekerja yang sering korupsi waktu. Datang dan pulang bekerja tidak sesuai dengan aturannya.

“Ingat, ya, hadirin yang dirahmati Allah, gaji dari pekerjaan kalau kita melakukan itu, tidak ada nilai keberkahan,” tuturnya.

Lalu, jika ingin mendapatkan keberkahan dan rahmat Allah, harus mengeluarkan zakat dari penghasilan. “Wajib, ya, kalau kita dapat gaji bulanan, dapat bonus, THR, dan sebagainya, lalu kebutuhan pokok sudah terpenuhi, itu wajib mengeluarkan zakatnya."

Terakhir, selama bekerja, kita harus tetap melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ketika azan berkumandang, dahulukan salat. Tinggalkan semua pekerjaan untuk sementara waktu. Bahkan lebih baik lagi, kata Ustaz Imam, 30 menit sebelum waktu salat datang, kita sudah berdiam diri di masjid menunggu waktu salat.

“Mau yang lebih mantep lagi, gimana caranya kerjaan sebelum azan zuhur itu kerjaan harus beres biar nanti pas azan kita udah di dalam masjid. Tapi, ya, kalau ada kerjaan yang memang darurat, dokter misalnya, suster, wah, ini gawat ini, darurat, ya, jangan dipaksain. Dahulukan yang darurat itu,” jelas Ustaz Imam.

Ustaz Imam menjelaskan mendahulukan waktu salat itu bisa disesuaikan dengan keadaan dan kondisi kita bekerja. Jangan sampai karena terlalu literal menafsirkan, kita jadi merugikan perusahaan. Ustaz Imam berpesan agar kita bisa belajar mengelola waktu. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah