SALAH seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, Abdullah bin Abbas, berkata Rasulullah merupakan orang yang paling baik, paling dermawan, dan paling pemberani dalam melakukan kebaikan. Demikian diriwayatkan oleh Ahmad.
Hadis lain yang diriwayatkan Muslim juga mengungkapkan hal yang sama. Disebutkan bahwa Rasulullah SAW ialah sosok paling dermawan, terutama pada bulan Ramadan.
Ucapan yang sama juga dilontarkan Malaikat Jibril saat mengajarkan Alquran kepada Nabi SAW. Jibril menyampaikan bahwa beliau (Rasulullah) merupakan orang yang paling dermawan dalam hal kebaikan, melebihi angin yang berembus.
"Kedermawan beliau berada di titik puncak pada bulan Ramadan,” ujar Ustaz Muhammad Nuzul Dzikri, menyitir kembali isi hadis riwayat Muslim, dalam ceramah daring yang dibagikan lewat kanal Youtube-nya.
Alumnus ilmu pengetahuan syariah dari Imam Muhammad bin Su'ud University, Riyadh, Arab Saudi, itu melanjutkan dari testimoni Abdullah bin Abbas itu, sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa kedermawanan beliau lebih masif, lebih luas cakupannya jika dibandingkan dengan angin yang berembus. Jadi, bukan cuma soal harta.
Orang yang dermawan, seperti dikatakan dalam Alquran, ialah salah satu dari tanda orang bertakwa. Mereka mendapat petunjuk dari Allah dan akan memperoleh keberuntungan di akhirat kelak.
Merujuk pada gaya hidup Rasul tadi, katanya, akan lebih baik jika seorang muslim menambah kebaikan dan kedermawanan pada bulan Ramadan karena pada bulan Ramadan ada banyak orang yang memiliki kebutuhan untuk mencukupi hajat-hajat dan maslahatnya.
"Kenapa mereka butuh di bulan Ramadan? Karena sebagian manusia itu di bulan Ramadan benar-benar sibuk dengan salat, puasa, dengan ibadah sehingga mereka memangkas waktu mencari nafkah mereka," ujarnya.
Momen terbaik
Dari Rasulullah kita belajar bahwa seyogianya seorang muslim memiliki gaya hidup yang berbeda pada bulan Ramadan jika dibandingkan dengan bulan-bulan biasanya. Selain lebih dermawan, juga religius dan mendekatkan diri kepada Allah.
Hal itu seperti yang telah dilakukan para ulama-ulama pada zaman dulu yang memahami bahwa Ramadan tidak hanya untuk menjalani sahur dan menunggu waktu berbuka puasa.
"Ulama Sufyan ats-Tsauri ketika memasuki bulan Ramadan beliau meninggalkan berbagai macam aktivitas beliau. Beliau fokus dalam membaca Alquran, fokus berinteraksi dengan Alquran. Nah, itu mengubah pola kehidupan beliau," sebut Ustaz Muhammad, menyontohkan.
Orang-orang saleh dan para wali Allah menjadikan Ramadan sebagai momen terbaik mereka dalam memaksimalkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
"Maka dari itulah, kita juga harus memiliki pola hidup yang berbeda di bulan Ramadan. Bukan hanya menambah 1 atau 2 menit dalam beribadah. Lebih bertakwa kepada Allah. Kita maksimalkan waktu untuk itu," serunya.
Ia menambahkan Nabi saja yang dijamin masuk surga mengubah pola hidupnya pada bulan Ramadan. Masa kita tidak? (H-2)