Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Sambut Ramadan dengan Gembira dan Sehat

Dinda Shabrina
02/4/2022 04:00
Sambut Ramadan dengan Gembira dan Sehat
Ustadz Zacky Mirza menyampaikan tausiyah.(MI/ADAM DWI)

RAMADAN segera tiba. Dalam berbagai tradisi, Ramadan disambut dengan penuh kemeriahan dan rasa senang. Rasa gembira dan bahagia untuk berjumpa dengan bulan yang penuh rahmat Allah SWT ini tentu tidak akan berarti apa-apa kalau tubuh merasa tidak sehat.

Itu sebabnya pentingnya menyiapkan kondisi fisik agar tetap sehat walafiat selama mengikuti ibadah puasa Ramadan.

Mahkota paling berharga dari manusia bukanlah harta, bukan jabatan, bukan pula pasangan hidup. Mahkota paling berharga untuk manusia ialah kesehatan. Sebuah nikmat yang Allah berikan agar manusia dapat melakukan banyak hal yang bermanfaat di muka bumi.

“Rasulullah SAW ialah orang yang sangat memperhatikan bagaimana menjaga kesehatan. Dalam sejarah dicatat, Mahatma Gandhi, bahkan Bunda Teresa, mencontoh pola hidup sehatnya Rasul,” kata Ustaz Zacky Mirza dalam tausiah Tarhib Ramadan 1443 H yang diselenggarakan Media Group Network di Jakarta, kemarin.

Rasulullah merupakan satu-satunya pemimpin di dunia yang sakit hanya dua kali selama 63 tahun hidupnya. Dijelaskannya, sakit pertama Rasulullah disebabkan dijahati seorang nenek dari bani Yahudi dan yang kedua karena faktor usia.

“Bayangkan, seorang manusia yang begitu hebat, kekasih Allah, 63 tahun hidupnya, sakit cuma dua kali. Kita jangankan 63 tahun, sekarang aja pas Tahajud, asam urat kambuh. Rasulullah Tahajud bengkak karena khusyuk. Kita bengkak, ya, karena kumat,” kata Ustaz Zacky dengan nada berseloroh.

Sehat juga ternyata menjadi modal utama bagi manusia untuk bisa beribadah dengan baik. Itu berlaku terutama pada bulan puasa pada saat umat muslim berlomba-lomba untuk beribadah dan berbuat kebajikan sesama manusia. "Jika kita dalam keadaan sakit, tentu kita tidak bisa menjalankan ibadah, termasuk berpuasa," ujarnya.

Rasulullah mencontohkan agar badan tetap sehat dan bugar, selain mengatur pola makan, orang dianjurkan berpuasa. Rasulullah, kata Ustaz Zacky, dalam mengatur pola makan, membagi perut ke dalam tiga bagian. Sepertiga untuk makan, sepertiga untuk air, dan sepertiga untuk oksigen. Selebihnya Rasul sangat rajin berpuasa. Ternyata itulah rahasia sehat ala Rasulullah.

Ustaz Zacky menambahkan, agama yang kita serap dengan logika akan semakin mudah diterima. Sebenarnya apa yang diajarkan sejak 14 abad lalu semakin hari mulai terbukti dari hasil kajian dan penelitian. "Kalau kita sadari, Rasulullah punya maksud di balik kewajiban berpuasa. Allah ada mau di balik kewajiban itu. Apa? Kesehatan kita karena dengan kita melatih berpuasa, pada akhirnya menjadi kebiasaan. Kalau sudah terbiasa, itu akan menjadi mudah,” pungkasnya.

Hijrah spiritual

Dalam menyambut Ramadan 1443 H, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak umat Islam untuk dapat meningkatkan kedekatan dan hubungan dengan Allah yang melahirkan sikap rendah hati.

"Kami juga berharap ibadah puasa dapat meningkatkan kesalehan pribadi, yang memancar dalam kesalehan keluarga dan kehidupan masyarakat, bangsa, serta dunia kemanusiaan semesta," tutur Haedar.

Umat Islam harus mampu menebar nilai-nilai perdamaian, kebaikan, keluhuran moral, serta berbagai dan keutamaan dalam hidup. "Ramadan menjadi wahana untuk mempererat ukhuwah sesama kaum muslimin dan sesama umat bangsa. Serta panggilan suci untuk merekat kebersamaan, tolong-menolong, berbagi dan peduli, serta membangun kehidupan bersama dalam keragaman," ungkapnya.

Haedar berharap, Ramadan juga dimanfaatkan sebagai momen untuk berhijrah secara spiritual, intelektual, dan peran sosial yang mampu membawa kepada pencerdasan, pembebasan, kemajuan, dan pembangunan peradaban yang utama. (AT/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah