Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Asal Usul dan Filosofi Dalam Semangkuk Bubur Kampiun

(Yose Hendra/H-2)
28/4/2021 05:00
Asal Usul dan Filosofi Dalam Semangkuk Bubur Kampiun
BUBUR KAMPIUN: Penganan bubur kampiun, bubur khas Sumatra Barat, terbuat dari campuran ketan putih yang dikukus(MI/YOSE HENDRA)

BILA Anda berkesempatan mampir ke Sumatra Barat selama Ramadan, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi bubur kampiun. Saat Ramadan, bubur itu menjadi kudapan pembuka puasa yang banyak dicari dan menjadi makanan takjil terlaris.

Seperti yang terlihat di Pasar Pabukoan Simpang Gunung, Kelurahan Ekor Lubuk, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang.

Susan, 28, salah seorang penjual bubur kampiun di samping Kantor Lurah Ekor Lubuk, menjual seporsi bubur kampiun seharga Rp5.000 yang dikemasnya dalam gelas plastik. Setiap harinya, ia mampu menjual hingga 80 porsi bubur kampiun.

"Bubur kampiun yang kami jual, bedanya, tidak ada kolak pisang dan ketan putih kukus. Insya Allah rasanya tetap enak," katanya kepada Media Indonesia, kemarin.

Bubur kampiun memadukan beragam bubur manis menjadi satu sehingga menghasikan cita rasa yang legit. Isian seporsi bubur kampiun biasanya terdiri dari bubur sumsum, bubur ketan hitam, kolak pisang/ubi, bubur kacang hijau, bubur candil, dan ketan putih kukus.

Konon terciptanya bubur kampiun berawal dari ketidaksengajaan. Sekitar 1960-an pascaperang revolusi, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) mengadakan Lomba Kreasi Membuat Bubur di Desa Jambuair, Banuhampu, Bukittinggi.

Lomba diikuti semua lapisan masyarakat. Muncul banyak variasi bubur seperti bubur cokelat dan keju.

Seorang nenek bernama Amai Zona datang terlambat ke perlombaan tanpa persiapan. Ia akhirnya memasukkan beberapa jenis bubur yang tidak habis dijualnya saat pagi hari ke beberapa mangkuk.

Tak disangka, kreasi bubur buatan Amai Zona menang. Saat ditanya mengenai nama kreasinya, sang nenek menjawab spontan bubur kampiun. Maksudnya ialah champion yang berarti juara.

Perpaduan aneka jenis bubur dalam bubur kampiun memiliki filosofi sendiri. Kolak pisang merujuk pada Al Khaalik, salah satu asmaulhusna milik Allah yang berarti 'Yang Menciptakan'. Itu sebuah pengharapan agar setelah menyantap kolak bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pisang kepok dalam campuran kolak mengingatkan orang agar kapok atau jera berbuat dosa dan segera bertaubat kepada Allah. Ubi mengingatkan kita untuk mengubur kesalahan yang pernah diperbuat agar bisa melanjutkan hidup dengan jalan yang diridai Allah.

Bubur sumsum yang terbuat dari tepung beras dan kuah gula merah melambangkan kesederhanaan hidup. Bubur ketan hitam yang saling melekat melambangkan kedekatan saat berkumpul. (Yose Hendra/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah