Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Membangun Mental dengan Puasa

Atalya Puspa
27/4/2021 03:00
Membangun Mental dengan Puasa
Rais Syuriyah PBNU KH Zakky Mubarak(Dok. youtube)

IBADAH puasa Ramadan yang diwajibkan kepada orang-orang yang beriman, secara garis besar dijelaskan dalam Alquran surah Al-Baqarah. Tujuan puasa ialah membentuk insan muslim menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, yang senantiasa menaati perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.

"Bila puasa Ramadan dikerjakan secara sungguh-sungguh, sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunah Nabi, pasti akan membentuk manusia muslim menjadi orang yang berkualitas dalam bimbingan dan rida Allah," kata Rais Syuriyah PBNU KH Zakky Mubarak dilansir dari laman NU.

Berpuasa Ramadan akan menanamkan sifat kepatuhan dan kepasrahan yang menyeluruh pada diri setiap muslim terhadap Allah. Hal itu merupakan langkah awal yang sangat menentukan untuk meraih derajat takwa. Dengan menaati segala perintah Allah dan menghindari larangan-Nya, manusia akan memiliki sikap hidup yang baik dan terpuji. Ini merupakan salah satu sarana untuk menuju takwa, yang menjadi tujuan akhir dari ibadah puasa yang kita kerjakan.

Menurut KH Zakky, manusia bertakwa merupakan wujud dari orang mukmin yang jujur, tepercaya, memiliki keberanian, tabah dan sabar, dapat menjaga diri dari keburukan, bersikap adil dan pemaaf terhadap sesama, pengasih dan penyayang, serta memiliki jiwa yang kukuh dan kepribadian yang kuat. Agama Islam memandang sifat seperti ini harus dimiliki orang yang beriman dan dibuktikan dengan tindakan nyata. Ketakwaan tidak bisa hanya diwujudkan dengan perkataan yang baik, nasihat yang menarik hati dan mengharukan, tetapi juga harus dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari pada praktik muamalah dan perilaku anggota masyarakat.

 

Perisai

Beranjak dari kenyataan tersebut, tidaklah heran bila dampak ibadah puasa ialah ketakwaan yang luhur, yang di dalamnya terdapat nilai ketabahan dan kesabaran. "Keagungan ibadah puasa dalam bulan Ramadan dapat dilihat dengan jelas bila kita memperhatikan beberapa hadis Nabi SAW menyebutkan bahwa semua ibadah itu adalah untuk orang yang mengerjakannya, sedang ibadah puasa adalah untuk Allah," ujarnya.

Ibadah puasa merupakan perisai yang dapat melindungi kita dari ancaman dan rongrongan yang merusak jiwa. Puasa membentuk dan mendidik mental manusia karena pada hakikatnya merupakan latihan untuk mengendalikan diri dari sikap tercela, seperti sikap takabur, ujub, ria, hasad atau dengki, khuyala atau pamer kemewahan, dan lainnya.

Ketika berbuat baik, seorang muslim diarahkan agar tidak pamer dapat menimbulkan ria. Sebaliknya, diarahkan agar merahasiakan perbuatan baik sehingga menjadi ikhlas, semata-mata mencari keridaan Allah.

Ketika berpuasa, kita juga diperintahkan menghilangkan sifat hasad atau dengki dan sifat iri hati, yakni merasa senang saat orang lain terkena musibah dan merasa sakit bila orang lain mendapat kebahagiaan. Sikap hasad merupakan perbuatan tercela dalam pandangan ajaran Islam. Nabi menyebut, “Sesungguhnya sikap dengki itu dapat merusak kebaikan-kebaikan seseorang bagaikan api membakar jerami.” Sikap ujub atau membanggakan diri, tidak kalah tercelanya karena membentuk manusia yang angkuh.

Setiap muslim diharapkan dapat meningkatkan kualitas puasanya. "Mari kita perhatikan sabda Nabi SAW, 'Bila salah seseorang di antaramu melaksanakan ibadah puasa, janganlah mengucapkan kata-kata yang kotor, tidak sopan, atau menghina. Bahkan bila ia dicaci dan dimaki orang lain atau diajak berkelahi sekalipun, katakanlah: 'Aku sedang berpuasa'," pungkas KH Zakky.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah