Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
RATUSAN warga di Palu, Sulawesi Tengah, menggelar pawai obor, Minggu (11/4) malam. Meski digelar di tengah pandemi virus korona, pawai obor menjelang bulan suci Ramadan 1442 Hijriah itu berjalan dengan lancar dan tertib. Kegiatan itu rutin dilakukan warga yang bermukim di wilayah Pasar Inpres Manonda, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Ulujadi, sebelum pelaksanaan puasa yang dilakukan seluruh umat muslim di dunia.
Tahun ini, pawai obor yang dilakukan warga yang didominasi anak-anak mengambil rute Jalan Kelor, Jalan Sungai Manonda, Jalan Jamur, Jalan Bayam, hingga kembali ke Jalan Kelor. Anak-anak yang menjadi peserta pawai obor kompak mengenakan pakaian muslim. Selain membawa obor yang terbuat dari bambu berisikan sumbu kain dan minyak tanah, peserta membawa rebana.
Saat berjalan membawa obor, mereka memainkan rebana sambil menyanyikan lagu-lagu islami. Sejumlah peserta baik perempuan maupun laki-laki tampak begitu antusias mengikuti pawai obor ini. Salah satu pendamping peserta pawai, Andi Rahmat, mengatakan pawai rutin ini digelar menjelang bulan suci Ramadan 1442 Hijriah. “Ini kegiatan rutin tahunan. Meski tahun ini masih pandemi virus korona, kami tetap melaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” terangnya kepada Media Indonesia.
Sementara itu, masyarakat Nagari Kampuang Pinang, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, kemarin, menggelar balimau atau menjalin silaturahim di masjid dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1442 Hijriah. Silaturahim digelar di Masjid Raya Kampuang Pinang itu dan dirangkai dengan kegiatan berdoa dan makan bersama (bajamba).
Ketua panitia pelaksana, Zommi Dt Nan Labiah, mengatakan tradisi unik menjelang Ramadan itu sudah lama hilang di tengah masyarakat. Namun, atas kesepakatan bersama, kegiatan itu kembali dimunculkan. “Dahulunya jelang Ramadan, nenek moyang di Kampuang Pinang selalu melakukan kegiatan balimau, yaitu bersilaturahim, berdoa, dan makan bersama di masjid,” ujarnya.
Balimau melibatkan seluruh warga. Baik unsur niniak mamak, pemerintah nagari, alim ulama, maupun tokoh masyarakat berkumpul di masjid. Kemudian kaum ibu membawa jamba (nampan), dengan cara berjalan bersama-sama menuju lokasi kegiatan. “Sesampai di masjid, seluruh hidangan disajikan. Kemudian, acara dimulai dengan ceramah agama, berdoa, bermaaf-maafan, dan makan bersama,” sebutnya.
Menurut Zommi, banyak nilai luhur yang terkandung dalam kegiatan tersebut. “Ke depan acara ini akan kita agendakan sebagai kegiatan rutin tahunan di Nagari Kampuang Pinang,” kata dia.(TB/YH/H-3)
SALAH satu tradisi menyambut datangnya Ramadan di Sumatra Barat ialah dengan mandi balimau yang biasa dilakukan di aliran sungai
PEMERINTAH Kota Padang tidak mengizinkan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan balimau.
PASAR beduk menjadi tradisi yang dicari masyarakat pada Ramadan.
HAMPIR setiap masjid yang ada di Indonesia memiliki tradisi yang menjadi warisan turun-temurun kala Ramadan tiba.
MASJID Raya Sheikh Zayed Solo (MRSZS) mendatangkan enam ulama besar langsung dari Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) untuk menjadi imam salat tarawih selama Ramadan 1445 H.
PEMERINTAH Kota Padang menyambut baik tradisi adat Limau Baronggeh yang rutin dilakukan masyarakat Sungai Pisang, Kecamatan Bungus Teluk Kabung dalam menyambut Ramadan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved