Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Negara tidak Boleh Abai terhadap Kemaksiatan

Nasaruddin Umar Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta
14/5/2020 06:10
Negara tidak Boleh Abai terhadap Kemaksiatan
Nasaruddin Umar Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta(Seno)

SEMUA agama menentang kemaksiatan. Semua agama memberikan ancaman dahsyat terhadap para pelaku dan orang-orang yang menoleransinya, termasuk dalam hal ini negara.

Akumulasi dosa dan kemaksiatan dilakukan di dalam suatu negeri tidak hanya mencelakakan diri yang bersangkutan, tetapi juga orang lain. Negara dan alam tempat mereka hidup juga ikut merasakan akibatnya, termasuk orang-orang baik di sekitarnya juga ikut terdampak dengannya.

Hal itu dengan tegas disebutkan dalam ayat: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS Ar-Rum/30: 41).

Sebaliknya, jika dalam suatu negeri beriman dan bertakwa dan negara abai terhadap urusan kemaslahatan agama warganya, Allah SWT pun menjanjikan: Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (QS Al-A’raf/7: 96).

Jika kemaksiatan merajalela di sebuah negeri tanpa ada upaya pihak penguasa di negeri itu untuk mengatasinya, secara mendetail Allah SWT memberikan ancaman di dalam banyak ayat. Bahkan Alquran pun memberikan i’tibar dan pelajaran penting kepada umat-umat terdahulu.

Sebagai contoh, umat Nabi Nuh yang keras kepala dan kezaliman dan kriminal merajalela dalam masyarakatnya (QS Al-Najm/53: 52) ditimpa bencana banjir bah (QS Hud/11: 40). Umat Nabi Syu’aib yang korup dan penuh kecurangan (QS Al-A’raf/7: 85; Hud/11: 84-85) ditimpa gempa yang menggelegar dan mematikan (QS Hud/11: 94).

Umat Nabi Shaleh yang kufur, hedonistik, dan cinta dunia berlebihan (QS Al-Syu’ara’/26: 146-149) ditimpakan keganasan virus dan gempa bumi (QS Hud/11: 67-68). Umat Nabi Luth yang dilanda kemaksiatan dan penyimpangan seksual (QS Hud/11: 78-79) ditimpakan gempa bumi dahsyat (QS Hud/11: 82).

Penguasa Yaman, Raja Abrahah, yang rakus dan ambisius ingin mengambil-alih Ka’bah, dihancurkan dengan cara mengenaskan sebagaimana dilukiskan dalam QS Al-Fil/105: 1-5.

Hujan yang tadinya menjadi sumber air bersih dan pembawa rahmat (QS Al-An’am/6:99) tiba-tiba menjadi sumber malapetaka banjir yang memusnahkan areal kehidupan manusia (QS Al-Baqarah/2: 59).

Gunung-gunung yang tadinya sebagai patok bumi (QS Al-Naba’/30: 7) tiba-tiba memuntahkan debu, lahar panas, dan gas beracun (QS Al-Mur - salat/77: 10).

Embusan angin yang tadinya berfungsi dalam proses penyerbukan pada dunia tumbuh-tumbuhan (QS Al-Kahfi/18: 45) dan mendistribusi awan (QS Al-Baqarah/2: 164) tiba-tiba tampil begitu ganas memorak-porandakan segala sesuatu yang dilewatinya (QS Fushshilat/41: 16).

Lautan yang tadinya begitu jinak melayani mobilitas manusia di laut (QS Al-Hajj/22: 65) ti batiba mengamuk dan menggulung apa saja yang
dilaluinya (QS Al-Takwir/81: 6).

Malam yang tadinya menjanjikan kesejukan dan ketenang an (QS Al-Naml/27: 86) tiba-tiba menampilkan ke takutan yang mencekam dan mematikan (QS Hud/11: 81).

Siang hari yang tadinya menjadi hari-hari yang menjanjikan (QS Al-Muzzammil/73: 7) tiba-tiba berubah menjadi hari-hari yang menyesakkan dan menyedot energi (QS Al-Ahqaf/46: 35).

Kilat dan guntur (listrik alam) yang tadinya menjalankan fungsi positifnya dalam proses nitrifikasi (nitrification process) untuk kehidupan makhluk biologis di bumi (QS Al-Ra’d/13: 12) tiba-tiba menonjolkan fungsi negatifnya, menetaskan larvalarva betina (telur hama) yang memusnahkan berbagai tanaman para petani (QS Al-Ra’d/13: 12).

Disparitas flora dan fauna yang tadinya tumbuh seimbang mengikuti hukum-hukum ekosistem (QS Al-Ra’d/13: 4) tiba-tiba tumbuh dan berkembang menyalahi pertumbuhan deret ukur kebutuhan manusia sehinga manusia kesulitan memenuhi komposisi kebutuhan karbohidrat dan proteinnya secara seimbang (QS Al-A’raf/7: 132).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah