Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Perumpamaan Surga dan Neraka

Quraish Shihab
10/5/2020 07:30
Perumpamaan Surga dan Neraka
(MI/Seno)

PEMBAHASAN Tafsir Al-Mishbah kali ini masih melanjutkan Surah Muhammad, yakni mengenai perumpamaan surga dan neraka. Pada ayat 15 dikatakan, “Matsaluljannatillati wu’idal-muttaqun, fiha an-harum mim ma’in gairi asin.”

Artinya, perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa. Di situ diumpamakan ada sungai-sungai yang mengalirkan air yang bersih, tidak kotor, dan tidak beraroma buruk. Ada lagi, sungai-sungai dari susu yang tidak rusak susunya, tidak basi. Lalu dari khamar (minuman keras) yang lezat untuk para peminumnya.

Dikatakan pula, “Lazzatil lisy-syaribin, wa an-harum min ‘asalim musaffa.” Ada juga sungai-sungai yang mengalirkan madu yang sudah jernih. *Namun, yang perlu digarisbawahi dalam ayat ini adalah kata matsal. Matsal (perumpamaan) dalam bahasa Arab berbeda dengan mitsil (seperti/ serupa). Misalnya, buku A serupa dengan buku B, punya persamaan warna, ukuran, dan lain-lain. Namun, matsal itu tidak sama, hanya mengumpamakan.

Jadi, kalau memang ayat ini berkata matsal, janganlah menduga persis seperti yang digambarkan. Ia hanya memberikan perumpamaan supaya Anda paham. Itu sebabnya sejumlah ulama berkata tidak ada sungai-sungai dan sebagainya. Perumpamaan ini digambarkan karena manusia ingin tahu, tetapi dia tidak mempunyai kemampuan untuk tahu. Rasulullah SAW menyatakan bahwa di sana ada yang tidak terbayang oleh manusia dan tidak pernah terjangkau oleh nalar.

Di samping itu, surga yang digambarkan di sini bersifat kenikmatan jasmani, seperti keindahan sungai-sungai yang memanjakan mata. Sungai-sungai, misalnya, diumpamakan karena air sungai tidak sulit ditemukan dan banyak di dunia.

Selanjutnya juga dikatakan, “Wa lahum fi ha ming kullissamarati.” Mereka di sana (surga) memperoleh aneka macam buah-buahan yang tidak dikenal dan dilihat manusia.

Di atas semua itu ialah kenikmatan rohani, yakni rida Allah, melebihi kenikmatan jasmani. Kalau Anda sudah mendapat keridaan Allah, tidak ada lagi yang lebih dari itu. Wa magfi ratum mir rabbihim. Anda diberi kenikmatan jasmani seperti ini tetapi kalau disertai dengan perasaan bersalah, belumlah nyaman. Oleh karena itu, Allah memberi pengampunan. Di sini Dia tidak berkata rida, tetapi diampuni.

Lalu, apakah ganjaran semacam ini yang dijanjikan kepada orang bertakwa itu sama dengan orang yang kekal di neraka dan yang diberi minum dengan air yang sangat panas dan mendidih sehingga memotongmotong usus mereka?

Pertanyaannya, apa neraka juga seperti yang digambarkan? Karena kita tidak mengetahui siksa yang paling pedih, kecuali membakar dan sebagainya, maka itulah contoh yang diberikan.

Namun, hakikatnya seperti apa, kita tidak tahu. Hal penting yang harus kita sadari bahwa itu tempat penyiksaan. Ada ulama berkata, boleh jadi kalau kita disiksa dengan es lebih sakit, tapi kita tidak mengalami itu, kita tidak tahu itu. Oleh karena itu, diberikanlah contoh-contoh tadi. Yang jelas, surga adalah tempat kesenangan. Namun, bagaimana kesenangannya, pada hakikatnya kita tidak tahu. Begitu pun neraka. (Ifa/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah