Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tuhan Mengetahui yang Tersirat

Indriyani Astuti
13/6/2017 06:50
Tuhan Mengetahui yang Tersirat
(KH A Satori Ismail -- Dok. PKS)

DI antara banyak sifat Allah, Allah mempunyai sifat Alimun, yang artinya Maha Mengetahui. Allah senantiasa mengetahui apa yang manusia lakukan, bahkan meski baru niat yang tersirat dalam hati.
Bukan tanpa alasan Allah mengawasi segala yang dilakukan manusia. Tujuannya supaya manusia mengontrol diri dalam berperilaku ataupun berniat sesuatu.

“Ketika seseorang melakukan sesuatu, kapan pun, dan di mana pun, Allah mengetahui. Dengan Allah yang memiliki sifat Alimun, manusia senantisa mengontrol dirinya supaya menjadi makhluk terbaik di dunia,” kata KH A Satori Ismail ketika memberikan tausiah di Masjid Al-Azhar Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ketika manusia merasa diawasi Allah, misalnya saat beribadah, Allah mengetahui dengan jelas apa yang ada di dalam hati dan diri kita. Oleh karena itu, manusia akan malu jika ibadahnya hanya formalitas.

Dia mengingatkan pentingnya amalan hati bagi seorang mukmin. Menurut Satori, amalan hati adalah apa yang sebenar-benarnya tersimpan di hati kita. Bermula dari apa yang kita niatkan ketika melakukan sesuatu.

Dikisahkan mengenai Syaidina Umar bin Khatab dengan Syaidina Abu Bakar Ash Shiddiq. Ada yang pernah bertanya mengapa Abu Bakar tidak mati sahid layaknya Umar bin Khatab. Kendati begitu, seluruh umat muslim menyakini bahwa Abu Bakar lebih afdal daripada Umar bin khatab.

Yang membedakan keduanya ialah amalan hati. Abu Bakar adalah lelaki yang lemah lembut, tapi dalam memerangi orang murtad beliau mempunyai pendirian yang kukuh. Pada zaman dahulu banyak budak yang masuk Islam. Kendati disiksa, mereka tetap teguh memegang kalimat tauhid.

Abu Bakar dianggap sebagai salah satu yang terdepan melindungi para pemeluk Islam bahkan dari sukunya sendiri.

“Karena masalahnya ialah menjaga yang tidak terlihat oleh manusia, amalan hati. Baik dalam salat, bersedekah, dan amalan lainnya, Allah mengetahui. Amalan hati itu yang menyebabkan Abu Bakar lebih afdal dari sahabat lainnya,” ucap Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dai Indonesia itu.

Oleh karena itu, hanya Allah yang maha mengetahui apa yang kita sembunyikan. Amalan-amalan yang kita lakukan pasti akan dimonitor Allah dan itu yang akan dipaparkan setelah hari kiamat. Maka, pada hari itulah manusia akan malu sejadi-jadinya.

“Nantinya ada orang-orang alim, tukang ceramah, tetapi masuk neraka duluan karena mereka yang dengan ilmunya ingin dipuji manusia, dan mereka yang bersedekah dengan hartanya, tapi ingin dilihat,” tuturnya.

Karena nanti semua amalan manusia dipaparkan Allah, papar Satori, sekarang manusia harus malu dan mulai mawas diri. Dengan diawasi Allah, seharusnya manusia jauh dari kemaksiatan sebab Allah mengetahui apa yang kita sembunyikan.

Niat pun dicatat
Ia juga mengatakan manusia di era sekarang sudah jauh diberi kemudahan oleh Allah. Perkembangan teknologi yang pesat dapat dimanfaatkan manusia untuk melakukan amalan-amalan baik. “Jangan sudah ada handphone, Whatsapp, lantas kita lalai beribadah,” katanya.

Karena itu, amat disayangkan jika segala manfaat kemudahan dan kenikmatan yang telah manusia rasakan tidak digunakan untuk melakukan hal baik di jalan Allah. Menurutnya, karena Allah maha mengetahui, segala amalan baik, meski sekadar niat dan belum dijalankan, sudah dicatat-Nya.

“Baru niat baik saja Allah sudah mengetahui dan dicatatkan. Ketika niat itu kemudian betul-betul kita lakukan, di situ akan Allah lipat gandakan pahalanya,” tutup Guru Besar Universitas Islam Negeri (IUN) Syarief Hidayatullah itu. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah