Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Fahri Hamzah Kritik Kinerja KPK

Surya Perkasa
10/3/2017 20:44
Fahri Hamzah Kritik Kinerja KPK
(MI/MOHAMAD IRFAN)

WAKIL Ketua DPR Fahri Hamzah merasa lelah memperhatikan kisruh kasus korupsi KTP berbasis elektronik (KTP-E). Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kata dia, hanya sibuk umbar nama yang terlibat, sementara para politikus dan partai sibuk sampaikan penolakan.

Ujung-ujungnya kasus tak terungkap tuntas, kisruh bikin politik memanas. “Kita ini capek beginian. Ini kan sudah terlalu banyak (dugaan dalam berbagai kasus korupsi). Ribuan yang disebut namanya akhirnya enggak terjadi apa-apa,” kata Fahri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (10/3)

Kata dia, tidak ada yang istimewa dalam kasus ini. Kasus dugaan korupsi megaproyek KTP-E, kata Fahri, sama seperti kasus-kasus raksasa yang pernah ditangani KPK. Nama-nama besar disebut dalam persidangan, tapi tidak pernah diusut sampai tuntas. "Banyak kasus yang akhirnya justru berhenti di satu atau dua terpidana," ujarnya.

Mantan anggota Komisi III DPR RI periode 2009-2014 ini mengkritik KPK. Badan Antirasywah itu, kata dia, terbiasa membuat heboh dunia perpolitikan tanpa menuntaskan kasus besar. "Lihat saja skandal Bailout Bank Century hingga proyek Hambalang. Ngomong Hambalang sudah kayak apa tuh. Ceritanya ini terima, itu terima,” katanya.

Dia juga mencontohkankasus skandal impor yang menyeret Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Nama besar yang terseret hanya Lutfhi. “Katanya mafia. Kok cuma satu (nama besar)?, ” tegas Fahri.

Fahri khawatir cara kerja KPK ini bukan justru menyelematkan keuangan negara, tapi justru membuat uang proyek-proyek yang berjalan hangus tak bermanfaat. Ia tidak ingin KTP-E berbuntut sama dengan proyek Hambalang.

"Contohnya Hambalang. Kita sibuk dengan 25 miliar yang bukan uang negara, dua setengah triliun APBN untuk proyek hancur karena disetop,” tandasnya. OL-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya