Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
MENKUMHAM Yasonna H. Laoly mengatakan bakal mengevaluasi kerusuhan dan pembakaran di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Jambi.
Menurutnya, kerusuhan dan pembakaran lapas yang terjadi pada Rabu (1/3) malam, diawali tes urine terhadap para napi. Dari tes tersebut ditemukan ada 20 napi yang positif narkoba.
Kantor Wilayah Kemenkumham lalu berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Jambi dan Badan Narkotika Nasional untuk merazia narkoba. "Karena mau diadakan razia, mereka bereaksi, sehingga terjadi keributan dan pembakaran," jelas Yasonna ketika ditanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/3).
Dia berjanji akan meneliti pihak yang bertanggung jawab dan dalang kejadian tersebut. "Kami evaluasi siapa yang bertanggung jawab, apakah ada kelalaian prosedur tetap, dll," ujarnya.
Kendati demikian, politisi PDI-P itu mengakui faktor kelebihan kapasitas turut menjadi penyebab kerusuhan. Pasalnya, kapasitas ideal lapas sebenarnya diperuntukkan 300 napi, namun harus menampung 1.754 napi.
Sebenarnya selama ini para napi telah menuntut beberapa hal terkait dengan fasilitas LP, yaitu air bersih dan perbaikan septic tank. "Jadi sudah sangat mengerikan, fasilitas dan petugas juga sangat terbatas," tandasnya.
Solusi menghadapi overkapasitas, sambungnya, ialah memindahkan napi ke lapas terdekat. Terutama bagi napi yang putusannya sudah inkracht. "Meski tempat lain penuh juga kapasitasnya."
Terkair empat napi yang kabur, kata Yasonna, sedang dikejar.
Berdasarkan temuan di lapangan, para napi kabur melompat menaiki pagar di saat para sipir lengah. OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved