Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PILKADA DKI memasduki putaran kedua. Kini, hanya pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang tersisa. Sedangkan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni kandas di babak awal.
Dengan dua pasangan tersisa, warga DKI Jakarta harus bisa memilih calon terbaik dari yang baik, pada pelaksanaan pilkada putaran kedua April mendatang.
Menurut Pengamat Politik dari Lembaga Analisis Politik Indonesia, Maksimus Ramses Lalongkoe penentuan pilihan seperti ini harus pula dilandasi berbagai indikator, mulai dari rekam jejak, visi-misi, dan program kerja pasangan calon yang kesemuaannya dilihat secara komprehensip atau tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya.
"Iya persaingan tentu ketat antara Ahok-Djarot dan Anies-Sandi dalam merebut hati pemilih. Warga Jakarta sebagai memilih dengan indikator-indikator tersebut, termasuk melihat program kerja secara komprehensip", ucap Ramses di Jakarta, Selasa (28/2).
Menurut Ramses, keputusan untuk memilih yang terbaik dari yang baik adalah keputusan rasional dalam suatu demokrasi. Demokrasi membiarkan semua orang menentukan pilihannya sesuai hati nurani tanpa suatu tekanan apapun.
Warga Jakarta, lanjut Ramses, cukup mengetahui mana pasangan calon terbaik dan mana pasangan calon baik. Penentuan pilihan ini juga bukan atas dasar suka dan tidak suka, tapi harus pula didasarkan pada pertimbangan rasionalitas sehingga pasangan calon terpilih bisa membangun Jakarta.
"Jangan pilih karena ada rasa suka dan tidak suka. Tapi pilih sesuai pertimbangan rasional demi membangun Jakarta ke arah yang lebih baik", kata Ramses.
Ia pun meminta warga Jakarta untuk tidak terlarut dan bahkan terbius janji yang sulit direalisasikan oleh pasangan calon. OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved