Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Bersama Memerangi Hoax

Putri Anisa Yuliani
24/1/2017 08:35
Bersama Memerangi Hoax
(Antara/Andreas Fitri Atmoko)

DI saat pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla sedang berperang melawan hoax, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono malah menebar sensasi. Ia bertanya kepada Tuhan lewat Twitter kenapa juru fitnah dan penebar hoax berkuasa dan merajalela.

Dalam cicitan pada 19 Januari lalu itu, Yudhoyono tidak menyebut secara rinci siapa penebar hoax yang dimaksud. 'Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*'

Jokowi dan Kalla enggan berpolemik. Keduanya juga tidak mau bersikap reaktif, apalagi merasa tertuduh. Jokowi dengan lugas mengatakan Indonesia sesungguhnya sedang berperang melawan hoax. Namun, hasilnya memang tidak bisa instan.

"Kalau saya bekerja itu selalu membangun sebuah optimisme, bekerja itu selalu mendorong masyarakat untuk bergerak lebih optimistis. Saya kira sudah lama kita bertarung dengan yang namanya kabar bohong, yang namanya hoax, saya kira sudah bertarung lama lah," ucapnya seusai Kejuaraan Panahan Bogor Terbuka 2017, Minggu (22/1).

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara membenarkan pemerintah sangat serius menghadapi hoax yang sedang mewabah di dunia maya. Indonesia akan membahas hal itu bersama dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg yang akan ke Indonesia pada akhir Januari 2017.

"Kita mau bahas mengenai dunia maya yang banyak kotor karena hoax. Bagaimana caranya untuk meng-address itu," kata Rudiantara di Kompleks Istana, Jakarta, kemarin.

Soal apakah akan mendenda Facebook bila ikut menyebarkan hoax, Rudiantara belum bisa memastikan hal itu.

Anggota Komisi I DPR Andreas Hugo Pareira menambahkan keseriusan pemerintah dalam memerangi hoax seharusnya didukung semua pihak. "Tidak ada gunanya kita mengeluh tentang hoax ini. Yang harus kita lakukan adalah bersama mengatasi hoax ini," ujarnya di Gedung DPR.

Politikus PDI Perjuangan itu menambahkan, daripada mengeluh kepada Tuhan lewat media sosial, lebih baik mendorong langsung pemerintah supaya mengatasi masalah hoax dengan cepat. "Intinya jangan terlalu mengeluh, kita bekerja. Jadi waktu untuk mengeluh kita tinggalkan."

Peran partai
Pelaksana tugas Sekretaris Jenderal Partai NasDem Nining Indra Saleh mengatakan partai politik punya kewajiban moral melawan hoax. Mesin partai dapat menginstruksikan anggota dan kader agar meningkatkan intensitas komunikasi serta penajaman fakta.

Menurut Nining, kedua hal tersebut bisa meminimalisasi kegelisahan masyarakat yang terjadi akibat maraknya peredaran hoax yang juga diakibatkan perkembangan teknologi. "Kita minta kader mengonfirmasi kebenarannya. Ada tugas seperti itu," tuturnya.

Nining mengatakan, untuk berita-berita seputar isu sensitif, terkait kebijakan pemerintah maupun politik, Partai NasDem selalu meminta agar kader partai tak terburu-buru berkomentar atau turut menyebarluaskan. Kader harus mencari fakta terkait berita yang beredar luas.

"Sebelum menyatakan berita tersebut hoax atau berita fakta sesungguhnya, kami selalu mengingatkan agar mencari fakta terkait berita yang beredar luas tersebut," imbuhnya.

Ditemui secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto membantah anggapan bahwa Yudhoyono telah memperkeruh suasana. Menurut dia, sang ketua umum Partai Demokrat justru ingin memberikan simpati terhadap pemerintah.

"Ini seluruhnya memberi sinyal positif ke pemerintah untuk masalah keadaan negara saat ini, yang itu disampaikan ada masalah hoax, ataupun berita kebohongan. dan ini harus secepatnya ditangani, diantisipasi," ujar Agus di kompleks parlemen, Senayan, kemarin.

Politikus Demokrat Syarif Hasan melontarkan hal senada. Ia mengklaim Demokrat aktif menangkal berita-berita sampah. Terkait isu-isu sensitif berkenaan dengan SARA, Syarif menegaskan kader Demokrat harus menghindari perdebatan dan memilih membicarakan fakta. (P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya