Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Pengaruh Survei Minim di Jakarta

Golda Eksa
22/1/2017 11:04
Pengaruh Survei Minim di Jakarta
(MI/Panca Syurkani)

UPAYA untuk menggiring opini masyarakat melalui hasil survei dinilai tidak memberikan pengaruh signifikan. Kampanye dan rekam jejak pasangan calon kepala daerah lebih memberikan pengaruh besar terhadap preferensi pilihan warga DKI Jakarta.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha dalam sebuah diskusi di Jakarta, kemarin. Akan tetapi, lanjutnya, meskipun pengaruh hasil survei tidak signifikan, banyak pasangan calon kepala daerah atau tim sukses menggunakan hasil survei untuk menggiring opini masyarakat.

"Cara seperti itu harus dihindarkan karena penggiringan opini bukan merupakan fungsi sebenarnya dari lembaga survei," kata dia. Hanta menegaskan fungsi sebenarnya lembaga survei untuk memetakan kondisi dan memprediksi kemungkinan pilihan masyarakat.

Hasil survei itu, sambung dia, bisa dianalogikan dengan hasil laboratorium di beberapa rumah sakit. Jika metodologi yang digunakan sama, diagnosis dokter pun pasti akan seirama. Kuncinya ialah kejujuran, kepercayaan, dan tidak berupaya menggiring opini.

"Jadi bisa dilihat dari rekam jejak. Lembaga survei bisa saja salah, tapi tidak boleh berbohong. Yang penting menyampaikan data apa adanya. Survei bisa dibedah dan itu edukasi untuk publik," terang dia.

Pernyataan Hanta tersebut berkaitan dengan maraknya hasil survei yang berbeda-beda oleh sejumlah lembaga survei meskipun rentang waktu penelitian mereka dilakukan berdekatan.

Survei yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia, misalnya, menempatkan elektabilitas Agus-Sylvi tertinggi dengan 36,7%, Ahok-Djarot 32,6%, dan Anies-Sandi 21,4%.

Dua hari kemudian, Poltracking merilis hasil survei elektabilitas Agus Yudhoyono-Sylviana Murni 30,25%, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat 28,88%, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno 28,63%, yang bersamaan dengan Polmark Research Center merilis survei mereka yang menempatkan elektabilitas pasangan Anies-Sandi tertinggi dengan 25,3%, Agus-Sylvi menempel ketat dengan 23,9%, kemudian Ahok-Djarot 20,4%.

CEO of Polmark Indonesia Eep Saefulloh Fatah menyampaikan perbedaan hasil tiap lembaga survei lumrah. Namun, yang perlu diperhatikan ialah kejujuran ketika memublikasikan informasi penelitian ketimbang mengutamakan strategi pemasaran.

Pendidikan politik
Ketua KPU DKI Sumarno berharap lembaga survei yang berpartisipasi dalam kontestasi pilkada DKI sejatinya dapat memberikan informasi terkait dengan hasil penelitian secara jujur dan bertanggung jawab. Penyampaian informasi salah justru akan merugikan banyak pihak, termasuk masyarakat selaku pemilih.

Sumarno menegaskan pihaknya tidak merasa terganggu oleh hasil survei yang dibeberkan sejumlah lembaga survei. Informasi tersebut justru dipandang sangat membantu dalam memberikan pengetahuan seputar sosialisasi yang sudah dilakukan penyelenggara pesta demokrasi. "Sebaiknya lembaga survei bisa memberikan pendidikan politik yang benar kepada publik," ujarnya. (Ant/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya