Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Menhan Usul Ospek Diganti Bela Negara

MI
19/1/2017 07:31
Menhan Usul Ospek Diganti Bela Negara
(Antara)

MENTERI Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengusulkan program orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) bagi mahasiswa baru agar diganti dengan program bela negara.

Menurut Ryamizard, program bela negara lebih bermanfaat bagi mahasiswa ketika berada di masyarakat ketimbang praktik perpeloncoan yang masih marak di kampus-kampus. Usulan tersebut sudah ia sampaikan ke Presiden Joko Widodo

Ryamizard mengambil contoh praktik perpeloncoan mahasiswa yang tidak berguna seperti mahasiswa disuruh mencari kodok. Contoh tersebut tidak mendidik bagi mahasiswa.

"Saya sudah sampaikan ke Presiden, untuk masuk ke perguruan tinggi pelonco-pelonco itu saya ganti, enggak usah lagi pelonco, enggak lucu. Masak pelonco cari kodok, enggak benar itu. (Presiden tanya) jadi apa? (Saya jawab) dasar bela negara," ujar Ryamizard saat memberikan sambutan dalam acara Rakor Perguruan Tinggi Swasta Kopertis V Yogyakarta bertajuk Peran PTS dalam Bela Negara di Yogyakarta, kemarin.

Ryamizard mengusulkan durasi pendidikan bela negara pengganti ospek tersebut selama delapam hari. Waktu 8 hari tersebut dibagi menjadi dua, yakni 4 hari untuk pendidikan di kelas dan 4 hari pendidikan di lapangan.

Nantinya pendidikan bela negara di kelas akan diisi dengan materi tentang Pancasila, UUD 1945, pendidikan karakter mulai persoalan agama hingga hukum. Sementara itu, empat hari kedua di lapangan akan diisi materi tentang menjaga diri dan kemanusiaan. Materi kemanusiaan untuk membekali mahasiswa agar mampu membangun masyarakat jika terjadi bencana di wilayah masing-masing. "Menghadapi banjir, bencana alam, belajar P3K, kalau ada banjir, gempa, mahasiswa bisa turun langsung dan mengerti, daripada nyari-nyari kodok."

Ryamizard mengaku usulan itu sudah ia sampaikan kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir. (Nyu/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya