Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
PEJABAT tinggi negara dalam berpidato atau memberi kata sambutan diminta tidak lebih dari 7 menit. Karena itu, isi pidato jangan bertele-tele, tetapi langsung memaparkan materi pokok kegiatan atau inti masalah. Dengan begitu, batas waktu 7 menit bisa terpenuhi.
"Layaknya kultum alias kuliah tujuh menit. Selain itu, kalau pada acara yang menghadirkan presiden, sebaiknya pemimpin lembaga atau menteri melaporkan apa yang harus disampaikan saja, jangan berorasi. Berorasi di depan presiden kan tidak layak," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung saat dimintai konfirmasi, kemarin.
Pernyataan Pramono tersebut terkait dengan Surat Edaran Nomor B.750/Seskab/Polhukam/12/2016. Berdasarkan surat edaran tersebut, para menteri hanya boleh berpidato paling lama 7 menit. Surat edaran yang dikeluarkan pada 23 Desember 2016 itu ditujukan kepada kepala lembaga negara, Jaksa Agung, Panglima TNI, dan Kepala Polri.
Dalam sejumlah kesempatan, Presiden Joko Widodo kerap meminta pra pembantunya di Kabinet Kerja untuk bekerja cepat serta tidak terpaku pada birokrasi yang menjelimet. Ia meminta para menteri untuk fokus pada hasil, bukan birokrasi. Keingin-an Presiden sebagai lokomotif kabinet agar para pembantunya bergerak cepat dan konkret dimulai dari instruksi agar pejabat mengurangi berpidato panjang dalam setiap kegiatan resmi.
Menurut Pramono, Jokowi tidak ingin pidato yang bertele-tele, tapi langsung masuk inti masalah. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto setuju apabila pidato menteri dan kepala lembaga negara dibatasi hanya 7 menit.
Wiranto mengatakan tidak pantas juga seorang menteri berpidato lebih lama daripada Presiden Joko Widodo. Menurut Wiranto, waktu yang dimiliki seorang presiden umumnya terbatas sehingga waktu yang tersedia sebisa mungkin diberikan kepada presiden.
"Kalau nggak ada pembatasan, nanti pidato berjam-jam. Hal itu kan memang untuk menertibkan acara, biar tidak bertele-tele," ujarnya.
Dalam sejumlah kesempatan, Jokowi memang jarang berbicara panjang. Ia lebih banyak berpidato secara spontan meski di tangannya menggenggam kertas berisi materi bicara. Kertas pidatonya biasanya berisi poin-poin utama yang disusun tim khusus.
Tim itu beranggotakan Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, serta Staf Khusus Sukardi Rinakit.
Berkaca dari surat edaran itu, bisa jadi pejabat yang kerap berpidato panjang dan berputar-putar adalah cermin dari berbelit-belitnya birokrasi kementerian/lembaga yang dipimpinnya. (Pol/X-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved