Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Pemilu 2019 Bisa Terapkan E-voting

18/1/2017 08:20
Pemilu 2019 Bisa Terapkan E-voting
(Ilustrasi)

KETUA Pansus RUU Penyelengaraan Pemilu Lukman Edy mengaku menerima usul agar Pemilu 2019 dilakukan secara elektronik (e-voting).

“Ini jadi menarik bagi pansus karena e-voting menjamin minimalisasi kecurangan pemilu, mempersingkat waktu penghitungan dan rekapitulasi suara, dan memperkecil biaya pemilu,” kata Lukman di Jakarta, Selasa (17/1).

Pansus, kata dia, sudah mendengar presentasi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), ITB, dan PT INTI untuk melaksanakan pemilu dengan menggunakan sistem elektronik. Persoalannya tinggal kesiapan penyelenggara, yakni Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu. “Apakah 2019 siap menggunakan e-voting atau tidak.”

Dia menilai masyarakat Indonesia sudah siap untuk menerima sistem pemi­lihan secara elektronik tersebut. Apalagi, sejumlah pemilihan kepala desa sudah menerapkannya.

“Kami percaya masyarakat kita mudah untuk diedukasi soal penggunaannya. Faktanya sejumlah pilkades sudah menerapkan sistem itu,” papar politikus PKB itu.

Wakil Ketua Pansus RUU Penyelenggaraan Pemilu Ahmad Riza Patria meng­ungkapkan proses pembahasan RUU tersebut dimungkinkan melawati target penyelesaian pada Mei.

Itu didasarkan pada patokan target penyelesaian dua tahun sebelum pelaksanaan pemilu, seperti yang pernah dilakukan dalam pembahasan paket UU Pemilu pada 2012. Ketika itu, Pemilu Legislatif 2014 dilakukan pada April dan pilpres dilakukan pada Juli.

Sementara itu, Pemilu 2019 dilakukan serentak. Dalam prediksinya, waktu pemungutan suara calon anggota legislatif dan pilpres digeser ke Juli. Alhasil, penambahan waktu pembahasan bisa dimungkinkan sekitar dua hingga tiga bulan.

“Target kami sebetulnya Mei. Akan tetapi, karena 2019 itu pemilunya disatukan, mungkin pileg yang mengalah dan digeser ke Juli,” ucap Riza.
Meski ada perbedaan tajam dalam beberapa isu, kata dia, pihaknya akan tetap bekerja cepat dalam membahas. Hingga kemarin, masih ada tiga fraksi yang belum menyerahkan daftar inventarisasi masalah (DIM), yakni F-PAN, F-Demokrat, dan F-PDIP.

“Kita diskusilah. Partai-partai pada akhirnya kompromi. Kita cair, mencari titik temu yang terbaik dengan menghi­langkan ego masing-masing,” tandasnya. (Kim/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya