Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
PRESIDEN Joko Widodo menegaskan bahwa penulisan sebuah buku mesti dilandasi kaidah ilmiah dan didukung dengan materi yang diperdalam di lapangan serta ada sumber-sumber yang kredibel.
Hal itu disampaikan Presiden saat dimintai tanggapannya terkait dengan beredarnya buku Jokowi Undercover yang ditulis Bambang Tri Mulyono. "Kalau data-datanya tidak ilmiah, sumbernya tidak jelas, ya kenapa saya harus baca? Kenapa saya harus mengomentari?" kata Presiden saat konferensi pers seusai pemberian pengarahan Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2017 di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, kemarin.
Presiden mengungkapkan bahwa setiap pembuatan buku harus ada kaidah-kaidah ilmiah dan didukung dengan materi yang diperdalam di lapangan serta ada sumber-sumber yang kredibel.
"Pembuatan buku harus ada kaidah-kaidah ilmiah, ya kan. Ada materi data-data yang tentunya diperdalam di lapangan. Ada sumber-sumber yang kredibel, bisa dipercaya yang bercerita tentang itu," kata Presiden menjawab pertanyaan wartawan.
Sebelumnya, Bareskrim Polri telah menangkap Bambang selaku penulis buku. Setelah diperiksa, Jumat (31/12) tahun lalu, Bambang ditahan Bareskrim Polri.
Bambang dikenai Pasal 16 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnik.
Dalam pasal itu disebutkan, siapa saja yang sengaja menunjukkan kebencian terhadap ras dan etnik tertentu akan dipidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp500 juta.
Bambang juga dijerat Pasal 28 ayat 2 UU ITE karena menyebarkan informasi untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan terhadap individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).(Nur/Ant/P-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved