Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Jakarta tidak Butuh Pemimpin Karbitan

MI
17/1/2017 07:29
Jakarta tidak Butuh Pemimpin Karbitan
(MI/Barry Fathahillah)

CALON Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, menyatakan, menjadi seorang pemimpin harus berani diuji warganya. Misalnya, dari sisi kinerja, pengalaman, dan profesionalitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan warga.

"Menjadi seorang pemimpin ada ujiannya. Yang menguji adalah warganya," kata Djarot di hadapan warga Ciracas, Jakarta Timur, kemarin.

Djarot mengaku telah diuji dalam memimpin Kota Blitar selama 10 tahun sebagai wali kota. Selama dua periode memimpin warga Blitar, dia bersyukur tidak ada satu pun anak buahnya ditahan karena melakukan korupsi.

"Saya diuji selama 10 tahun memimpin Kota Blitar dan saya lulus. Selama saya memerintah 10 tahun. Jadi pemimpin itu enggak bisa ujug-ujug jadi. Jadi pemimpin karbitan. Ada prosesnya yang harus dilalui," ujarnya.

Ahok sendiri sudah mampu melewati ujian warga. Dia sempat menjadi Bupati Belitung Timur selama lima tahun. Sebelumnya menjadi anggota DPRD Belitung Timur. Kemudian menjadi anggota DPR. Lalu terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI yang kemudian dilantik menjadi Gubernur DKI.

Djarot bersama Ahok pun tidak mau memberi bantuan dengan uang tunai melainkan langsung ditransfer ke rekening bank penerima bantuan. Kalau diberikan tunai, dikhawatirkan uang bantuan tersebut tidak diterima utuh warga penerima bantuan. "Jadi pemimpin juga harus ikhlas dan transparan."

Di tempat terpisah, Ahok menjelaskan perihal program kampung deret yang tidak terealisasi. "Kenapa berhenti? Karena enggak ketemu tanah lagi. Kalau kamu dudukin tanah negara yang lahan (zona) hijau enggak bisa dong bikin kampung deret," kata Ahok di Cibubur, Jakarta Timur.(Ssr/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya