Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
NIMO Tafa Institut kembali menyelenggarakan Kelas Demokrasi Batch #7 bertajuk "Bincang Kemerdekaan: Pengetahuan Lokal dan Cetusan Ekspresi Kemerdekaan".
Meski telah merdeka selama 80 tahun, Emanuel Krova, Pemateri dari Nimo Tafa Institute memandang pentingnya negara memperkuat pengetahuan lokal sebagai salah satu strategi pembangunan alternatif. Sebab, menurut Nimo Tafa, masyarakat lokal dengan kearifan lokalnya lebih mengetahui kesulitan sendiri, masyarakat lokal juga memiliki Hak atas keahlian tandingan.
Mengutip pemikiran Vandana Shiva tentang ekofeminisme, keadilan lingkungan dan kedaulatan pangan," kearifan lokal dan pengetahuan tradisional masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam merupakan sumber inspirasi yang penting dalam membangun sistem pangan dan lingkungan yang berkelanjutan."
Menurut Emanuel Krova, Pendekatan teknokratik oleh Birokrat dan ahli dalam mengatasi persoalan masyarakat justru memunculkan keangkuhan teknoratik yang kerap kali mengeliminasi pengetahuan lokal. Karena itu eforia kemerdekaan RI, tak mengeliminasi atau membebaskan rakyat dari keluhan kelangkaan BBM, kenaikan harga pangan, dan kelesuan ekonomi yang kian akut.
Kegiatan tersebut digelar di Aula Dekenat Lembata, Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, pada jam 18.30 WITA, dan dihadiri oleh perwakilan komunitas, aktivis, penggiat pemilu, jurnalis, hingga tokoh perempuan.
Acara ini dipandu oleh Ben Assan, anggota Nimo Tafa Institute dan Emanuel Krova, sebagai pemateri.
Dalam pemaparannya, Emanuel mengulas makna kemerdekaan dari perspektif sosial-budaya. Ia mempertanyakan frasa "dan lain-lain" dalam teks proklamasi, yang menurutnya mencakup dimensi di luar pemindahan kekuasaan politik.
"Ignas Kleden dalam tulisannya menjelaskan bahwa 'dan lain-lain' itu merujuk pada kemerdekaan secara budaya. Artinya, kemerdekaan bukan sekadar peristiwa politik, melainkan juga ekspresi total dalam kehidupan sosial dan budaya," jelas Eman.
Ia menambahkan, meski kemerdekaan sebagai tujuan telah tercapai, kemerdekaan sebagai prasyarat dalam berbagai aspek kehidupan masih menjadi tantangan.
"Setiap tahun kita merayakan, tetapi masih ada kegelisahan seperti kelangkaan minyak tanah, kenaikan harga, atau stagnasi pendapatan ASN. Ini paradoks," ujarnya.
Dia juga menyoroti kebijakan ekonomi yang berdampak pada pendapatan daerah.
"Jika pertumbuhan ekonomi baik, basis pajak dan retribusi akan membaik. Namun, ini perlu didukung oleh program yang menggerakkan aktivitas ekonomi secara berkualitas," tegasnya.
Fred Wahon, jurnalis senior yang hadir dalam forum itu menekankan pentingnya hasil diskusi diwujudkan dalam gerakan rakyat untuk mendorong perubahan di Lembata.
Sementara itu, Alexander Taum, jurnalis Media Indonesia, berpendapat ide-ide brilian dari Kelas Demokrasi tak harus menjadi rekomendasi formal, melainkan dapat menjadi pedoman hidup individu.
"Biarkan ide-ide itu tumbuh dalam pikiran kita," kata Taum.
Tokoh perempuan Indah Purnama Dewi mempertanyakan apakah pemilih dalam Pemilu dan Pilkada lebih mengutamakan visi-misi atau kedekatan emosional. Nefri Eken, aktivis HIV/AIDS, menyoroti penanganan HIV/AIDS di Lembata, sementara Maria Loka dari PERMATA mengangkat persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Elias Kaluli Making dari LBH Aldiras membahas kualitas demokrasi Lembata pada Pilkada 2024. Dia menekankan perlunya perbaikan sistem penyelenggaraan dan pengawasan di masa yang akan datang.
Isu lingkungan, pendidikan, masyarakat adat, penegakan hukum, serta proyek geothermal Atadei juga menjadi bahasan dalam diskusi.
Emanuel menanggapi berbagai pertanyaan dan pernyataan peserta secara objektif, menegaskan bahwa kemerdekaan harus dimaknai secara holistik, mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Kelas Demokrasi ini menjadi ruang refleksi kritis atas makna kemerdekaan sekaligus menawarkan solusi untuk tantangan konkret di Lembata. Nimo Tafa Institute berkomitmen terus memfasilitasi diskusi dalam Kelas Demokrasi yang akan datang. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved