KEPOLISIAN Daerah (Polda) Jawa Timur kemarin menahan Kepala Desa Selok Awar Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Hariono, setelah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus dugaan penganiyaan yang menyebabkan satu orang tewas di Lumajang.
Kepolisian masih mendalami keterlibatan Hariono terkait dengan kasus pengeroyokan yang menyebabkan terbunuhnya Salim 'Kancil', aktivis antitambang.
"Setelah melalui proses pemeriksaan saksi saksi, kepala desa ditetapkan sebagai tersangka," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Surabaya, kemarin. Selain menahan kepala desa, Polda Jatim juga telah menetapkan 22 tersangka lainnya, 17 tersangka di antaranya sudah ditahan, sementara 2 lainnya tidak ditahan karena masih di bawah umur.
Ia menambahkan, kasus pembunuhan tersebut harus ditangani Polda Jatim hingga tuntas karena sudah mendapat atensi Presiden dan Kapolri, serta masyarakat luas.
"Kita ingin menunjukkan kalau bisa dituntaskan dan tidak ada unsur lain. Siapa pun yang terlibat, jika memenuhi unsur, akan ditindak tegas dan proses tetap lanjut," katanya.
Polda Jatim juga menurunkan tim dari Inspektorat Pengawasan Daerah (Irwasda) dan Propam Polda Jatim untuk menyelidiki keterlibatan anggota polisi dalam kasus pertambangan di Lumajang.
Sementara di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Ketua Komisi III DPR Aziz Syamsuddin mengatakan Komisi III telah membentuk tim untuk menindaklanjuti laporan masyarakat yang masuk ke pihaknya. Rencananya, setiap fraksi akan mengirimkan satu perwakilan sebagai anggota tim yang akan berangkat ke Lumajang, Jawa Timur.
"Rapat pleno Komisi III menyepakati pembentukan tim untuk turun ke lapangan. Diperkirakan minggu ini akan ke Lumajang untuk melihat, mendengar, dan menerima masukan secara langsung," jelasnya seusai rapat pleno Komisi III, kemarin.
Aziz menyampaikan, setelah melakukan tinjauan ke lapangan, pihaknya akan kembali menggelar rapat pleno pada Selasa (6/10) depan sebagai tindak lanjut hasil tinjauan tersebut.
Di Pasuruan, puluhan aktivis dari berbagai elemen menggelar unjuk rasa solidaritas atas Salim 'Kancil', petani yang tewas dianiaya dengan sadis oleh preman di Lumajang pada 26 September 2015 lalu. Aksi itu digelar di depan Alun-alun Bangil, kemarin.
Dalam unjuk rasa tersebut, para aktivis menyuguhkan aksi teatrikal yang menggambarkan kejadian penganiayaan sadis yang dilakukan belasan preman terhadap Salim Kancil, hingga tewas mengenaskan.
Lakon diawali dengan penculikan terhadap Salim Kancil oleh para preman. Selanjutnya dilakukan penyiksaan dan penganiayaan sadis dengan menggunakan berbagai alat, senjata tajam, dan pacul. (FL/Nur/AB/P-1)