Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Penolak Ahok-Djarot Terorganisasi

MI
17/11/2016 08:59
Penolak Ahok-Djarot Terorganisasi
(MI/Galih Pradipta)

AKSI penghadangan terhadap kegiatan kampanye pasangan Basuki Tjahaja Purnana dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) mulai terkuak. Aksi tersebut diduga berlangsung secara terorganisasi dan dilakukan kelompok yang itu-itu saja.

"Kami pelajari penolakan itu dari satu titik ke titik yang lain, seperti di Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, kemarin (Selasa, 15/11), pelakunya orang yang itu-itu saja," ungkap ketua tim sukses pasangan Ahok-Djarot, Prasetio Edi Marsudi, di Rumah Lembang, Jakarta, kemarin.

Oleh karena itu, ia meminta kepolisian segera mengambil tindakan tegas terhadap orang-orang yang sengaja ingin mengacaukan pilakda di Ibu Kota. "Pelakunya sudah jelas sekali, kami harap polisi tidak perlu ragu untuk menindak. Itu jelas tindak pidana," tegasnya.

Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan mengakui bahwa sejumlah orang yang melakukan penolakan terhadap Ahok-Djarot di beberapa tempat diduga sebagai pihak yang terorganisasi. "Itu ada informasi, tapi kita belum sampai ke sana," kata Iriawan.

Iriawan memastikan penghadangan oleh sejumlah warga itu akan ditindaklanjuti. "Itu enggak boleh, itu mengganggu jalannya pilkada dan itu pelanggaran. Kita sudah koordinasi dengan Bawaslu, Panwaslu, untuk mengambil langkah. Dari mana pun pasangan calon itu, pasangan 1, 2, 3, tidak boleh diganggu."

Lebih lanjut, ia berjanji memberikan pengawalan khusus terhadap calon gubernur nomor urut 2, Ahok, saat berkampanye. "Kita akan tambahkan personel apabila pasangan nomor urut 2 kampanye di wilayah tertentu," ucap Iriawan.

Namun, imbuhnya, penambahan tersebut akan dipertimbangkan berdasarkan eskalasi ancaman yang ada di lapangan.

"Kalau kampanye di kecamatan, kita tambahkan satu satuan setingkat kompi (SSK) sekitar 90 orang. Kalau kurang, kita tambah. Kalau cukup, tidak perlu, tergantung situasi." (Gol/Nyu/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik