Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
DUA ledakan bom molotov terjadi di dua rumah ibadah berbeda secara beruntun, yakni Vihara Budi Darma Singkawang, Kalimantan Barat, Senin (14/11) dini hari, dan ledakan di depan Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11). Aksi keduanya belum bisa dipastikan berkaitan.
"Sementara masih dalam penyelidikan. Kami masih kembangkan apakah ada kaitannya dengan bom di Samarinda atau tidak, sedang kami telusuri kembali," kata Wakil Kapolres Singkawang Kompol Dhani Catra Nugraha saat dihubungi Metrotvnews.com, Senin (14/11) petang.
Menurut Dhani, pihaknya telah membentuk tim khusus mengungkap pelaku yang diduga berjumlah dua orang ini. Polisi tengah berupaya bergerak cepat untuk mengetahui tindakan teror tesebut aksi perseorangan atau terorganisasi.
"Kami juga koordinasikan dengan pihak TNI juga dengan Polda Kalbar yang disiagakan untuk pengamanan. Perkembangan selanjutkan segera akan kami sampaikan," ujarnya.
Dhani menambahkan, kondisi Kota Singkawang saat ini sudah kembali normal kembali. Masyarakat tidak terganggu untuk melakukan peribadatan di Vihara.
"Singkawang masih kondusif dan masyarakat pun tidak terpengaruh dan terganggu dengan adanya hal ini. Kami juga upayakan beri penyuluhan kepada masyarakat agar tetap tenang, dan tidak terprovokasi," kata Dhani.
Pelempar bom molotov di Singkawang diduga berjumlah dua orang menggunakan kendaraan bermotor saat beraksi. Pelaku melemparkan tiga bom molotov ke bagian depan Vihara Budi Darma di Singkawang.
Pelemparan bom molotov terjadi pada Senin 14 November, sekitar pukul 02.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Namun, ledakan bom mengakibatkan lantai dan dinding rumah ibadah tersebut rusak. (MTVN/OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved