Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
KETIMBANG 100 daerah lain, DKI Jakarta menjadi yang paling hiruk-pikuk soal pilkada. Media sosial kini diwarnai dengan pertarungan sengit para pendukung tiga pasang bakal calon gubernur dan wakil gubernur. Pendiri Politicawave.com Yose Rizal menilai itu ialah hal yang amat wajar karena mereka punya pendukung yang identik dengan anak-anak muda yang dekat dengan dunia maya. Misalnya, Basuki Tjahaja Purnama didukung Teman Ahok yang dimotori anak-anak muda dan warga kelas menengah Jakarta.
Selanjutnya, Anies Baswedan ialah inisiator gerakan Indonesia Mengajar dan gerakan Turun Tangan yang dimotori anak muda serta warga kelas menengah yang menjadikan media sosial sebagai media kampanye utama. Yang terakhir, Agus Yudhoyono merupakan tentara muda dengan segudang prestasi. "Dengan kondisi itu, para kandidat tak akan sia-siakan media sosial. Pada Pilkada DKI 2012, pasangan Jokowi-Ahok dapat memanfaatkan media sosial secara strategis dan mulai mengenalkan istilah relawan media sosial," jelas Yose kepada Media Indonesia, akhir pekan lalu.
Dari data Politicawave.com, lanjut dia, saat itu ada lebih dari 500 ribu akun yang melakukan percakapan soal pasangan Jokowi-Ahok. Tidak mengherankan, dengan jumlah netizen sebesar itu, pasangan Jokowi-Ahok dapat membalikkan prediksi banyak lembaga survei pada putaran pertama yang memenangkan pasangan petahana saat itu, Fauzi Bowo. Data lain yang menunjukkan media sosial menunjang kemenangan kompetisi politik, kata dia, itu terjadi pada 2014 saat pemilihan presiden. Pasangan Jokowi-JK ketika itu terprediksi menang dengan angka 53,8% dan hanya berselisih 0,65% dari hasil KPU, yaitu 53,15%.
"Saat ini mesin kampanye media sosial ketiga pasangan calon gubernur DKI 2017 sudah mulai bergerak. Dari rekaman data Politicawave.com sejak hari terakhir pendaftaran, 23 September 2016 sampai saat ini, tercatat 243.859 percakapan mengenai ketiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI," ungkapnya.
Ia menjelaskan pasangan Ahok-Djarot sementara memimpin dengan 146.460 percakapan atau share of awareness 60,06% dari total percakapan. Mereka diikuti pasangan Anies-Sandi dengan 62.584 percakapan atau share of awareness 25,66% dan pasangan Agus-Sylviana dengan 34.815 percakapan atau share of awareness 14,28%. "Setiap percakapan mengandung sentimen yang merupakan persepsi netizen terhadap pasangan calon tersebut," katanya.
Murah dan elegan
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan sarana kampanye melalui media sosial merupakan media kampanye yang murah dan elegan. Karena itu, pihaknya akan memaksimalkan kampanye lewat media sosial. "Salah satu media yang kami gunakan karena semua bisa melakukannya, kemudian biayanya 4M, murah meriah menyenggol mewah," ujar Hinca saat berbincang dengan Media Indonesia di sela-sela konsolidasi DPD Demokrat DKI Jakarta, tengah pekan lalu.
Lewat media sosial, Agus-Sylviana akan fokus menyasar pemilih pemula dan perempuan. "Anak muda perempuan dan pemilih pemula menjadi fokus kami. Dari tiga pasangan, hanya kami yang ada calon perempuan," lanjutnya. Wakil Ketua Tim Pemenangan bakal pasangan calon petahana Ahok-Djarot, Wibi Andrino, mengatakan 53% masyarakat DKI Jakarta merupakan pengguna media sosial. Menurut dia, Tim Pemenangan Ahok-Djarot akan berfokus pada hasil-hasil kerja yang dicapai pasangan itu selama memimpin DKI Jakarta.
Cara yang digunakan ialah cukup dengan membagikan keberhasilan Ahok-Djarot di Twitter, Facebook, dan Instagram. "Media sosial amat intim dengan penggunanya. Bagi Tim Ahok-Djarot, kampanye melalui media sosial harus digunakan dengan bijaksana. Kami akan menyampaikan sesuai fakta keberhasilan petahana dan yang akan dicapai di tahap kedua," ujar Wibi. Wibi memperkirakan akan banyak buzzer yang menyerang Ahok-Djarot.
Dia sudah mempersiapkan langkah antisipasi bila ada pihak yang menyerang kandidat petahana dengan kampanye hitam atau isu SARA. "Bila terindikasi kampanye hitam, kami akan koordinasi dengan Bawaslu," ucapnya. Ketua Tim Media Sosial pasangan bakal calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Radit, mengatakan kesuksesan kampanye akan sangat ditentukan konten yang menjadi bahasan utama atau dibagikan para netizen. "Kami siapkan isu, menganalisis isu, membuat tampilan (visual grafis) yang menarik, dan menyebarkannya ke berbagai media sosial agar menjadi viral," papar Radit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved