Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan telah menemui sebagian besar pihak-pihak yang terlibat dalam pertandingan Arema dan Persebaya 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan.
Selain menemui Aremania TIGPF juga sudah meninjau langsung Stadion Kanjuruhan dan menemui banyak unsur pelaksana lapangan yang terlibat saat kejadian yang menewaskan seratusan orang tersebut.
Anggota TGIPF Mayjen TNI (Purn) Suwarno mengatakan tim sudah berhasil bertemu dengan semua unsur pengamanan yang terkait yakni kepolisian, Brimob, lalu unsur-unsur pengendali lapangan, dan juga unsur TNI.
Tim berharap mendapatkan masukan yang komprehensif dari semua unsur. "Kita sudah mendapatkan informasi dari unsur panitia pelaksana di lapangan, unsur dari steward, dari security officer, dan tim sempat melihat ke stadion Kanjuruhan. Semua informasi ini kita akan jadikan sebagai masukan dan nanti kita akan olah di Jakarta," kata Suwarno melalui keterangannya, Minggu (9/10).
Anggota TGIPF lainnya Nugroho Setiawan yang juga AFC Safety security officer menyampaikan dari temuan dapat disimpulkan sementara Stadion Kanjuruhan tidak layak untuk menggelar pertandingan berisiko tinggi (high risk match).
"Mungkin kalau medium atau low risk masih bisa. Jadi artinya, untuk high risk match kita harus membuat kalkulasi yang sangat konkret, misalnya bagaimana mengeluarkan penonton dalam keadaan darurat," ujarnya.
"Sementara yang saya lihat adalah pintu masuk, berfungsi sebagai pintu keluar, itu tidak memadai. Kemudian tidak ada pintu darurat," imbuh Nugroho.
Sebab itu, akan menjadi rekomendasi ke depan terkait infrastruktur stadion yang mempertimbangkan mengenai aspek keselamatan.
TGIPF juga mengunjungi sejumlah korban luka. Para korban luka yang ditemui hingga saat ini masih mengalami kondisi seperti pendarahan dalam mata, sesak napas, dan batuk-batuk. Mereka yang terpapar gas air mata hingga sekarang retina matanya masih memerah. Ada pula korban yang ditemui TGIPF mengalami patah tangan karena terinjak-injak.
"Jumlah korban luka 575 orang. Korban luka terbagi ke dalam tiga kategori, luka ringan sebanyak 507 orang, luka sedang 45 orang, dan luka berat sebanyak 23 orang. Sementara korban yang masih menjalani rawat inap 36 orang. Para korban luka harus menjalani perawatan intensif," kata anggota TGIPF Akmal Marhali.
"Bukan cuma soal luka jasmani, tapi juga luka rohani. Trauma healing menjadi salah satu yang menghantui. Karena itu, pihak-pihak terkait harus memberikan perhatian khusus karena mereka korban hidup pastinya akan mengalami guncangan psikologis yang perlu pendampingan agar bisa menjalani hidup dengan normal," imbuhnya. (OL-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved