Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SUSAH-SUSAH gampang, itulah kalimat yang pas untuk menggambarkan bisa tidaknya warga sipil naik pesawat Hercules milik TNI-AU. Bukan perkara mudah bagi warga yang bukan anggota keluarga TNI-AU untuk menggunakan Hercules, tetapi bukan perkara sulit pula bagi mereka asal punya kenalan orang dalam.
Perkara boleh tidaknya warga sipil naik Hercules belakangan jadi perdebatan panas. Pemicunya ialah ternyata banyak orang biasa yang menumpang dan akhirnya ikut menjadi korban setelah pesawat angkut militer itu jatuh di Medan, Sumatra Utara, Selasa (30/6).
Hercules atau pesawat angkut militer lainnya memang 'haram' bagi warga sipil bukan anggota TNI-AU, kecuali dalam kondisi tertentu. Namun, realitasnya tidak demikian. Jika tahu jalurnya, warga biasa dapat menggunakan Hercules untuk bepergian dan tentu saja dengan membayar sejumlah uang.
"Kakak kami dulu sering nebeng Hercules Madiun-Jakarta hampir tiap bulan. Namun setelah ada Hercules jatuh di Magetan pada 2009, dia tak bisa naik lagi," kata AG, salah satu warga Magetan, Jawa Timur.
Dalam tragedi di Magetan, diketahui puluhan warga sipil ikut menjadi korban. Sejak saat itu pula ada pelarangan bagi warga biasa naik pesawat militer. Namun, larangan itu hanya sesaat, oknum TNI-AU pun lagi-lagi menggunakan pesawat sebagai 'objekan'. "Pada 2012, warga sipil bisa kembali naik dan mesti membayar Rp200 ribu per penumpang,'' tukas AG yang enggan disebut nama lengkapnya.
Belakangan, imbuh dia, tarif untuk naik Hercules kian mahal yakni Rp500 ribu/penumpang. "Harga itu untuk tujuan mana saja. Mau dari Malang ke Jakarta, atau dari Malang, Jakarta, Medan, dan Pontianak.
''Besaran tarif tersebut jelas lebih murah ketimbang naik pesawat komersial. Hanya saja, selain jadwal tak pasti, penumpang sipil mesti mau ambil risiko lantaran pesawat sudah uzur. Juga, tak ada asuransi jika terjadi kecelakaan.
Itulah yang dialami Supiah, warga Desa Sumberejo, Kecamatan Maospati, Magetan. Menurut keluarganya, ia bersama anak perempuan dan keponakannya naik pesawat nahas yang jatuh di Medan tersebut. Supiah berangkat dari Malang dan hendak ke Pontianak dengan membayar Rp500 ribu per orang. Namun, ketiganya tak tercatat dalam manifes.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengakui Hercules yang jatuh di Medan memang mengangkut warga sipil. Akan tetapi, ia membantah pesawat militer itu dikomersialkan. "Jangan mengembangkan isu,'' tegasnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved