Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
Bangsa Indonesia perlu memahami dan mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu disampaikan Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), Aris Heru Utomo, kepada 98 orang taruna/I tingkat satu Politeknik Siber dan Sandi Negara (dahulu Sekolah Tinggi Siber dan Sandi Negara) yang menghadiri kuliah umum Pancasila di Kampus Ciseeng Bogor, Rabu (26/1).
Dalam kuliah umum Pancasila bertema “Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Karakter Dasar Generasi Muda di Era Disrupsi Revolusi Industri 4.0 dalam Mendorong Terwujudnya Keamanan Siber Nasional” dijelaskan alasan-alasan mengapa bangsa Indonesia menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi negara. Pada kesempatan tersebut dijelaskan pula kaitan penguatan pemahaman Pancasila dengan keamanan siber nasional.
Menurutnya, setidaknya terdapat empat alasan yang mendasari mengapa kita mesti memahami Pancasila yaitu historis, filosofis, yuridis dan sosiologis. Dia juga menjelaskan keempat alasan-alasan tersebut dimulai dari alasan historis dengan mengutip judul pidato Presiden pertama RI Sukarno pada 17 Agustus 1966 Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah.
“Jangan sekali-kali kita meninggalkan sejarah sejarah panjang yang telah diperjuangkan para pendiri bangsa. Secara historis Pancasila adalah dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi negara yang disusun oleh para pendiri negara Indonesia melalui serangkaian proses yang panjang,” katanya.
“Bangsa Indonesia mempunyai sejarahnya sendiri yang terbentuk secara dialektikal berbasis nilai-nilai yang telah dianut bangsa ini. Dalam perjalanan hidup bangsa Indonesia, nilai- nilai yang terkandung di dalam Pancasila sebagai nilai-nilai khas yang tumbuh diIndonesia, terbukti telah menjadikan bangsa Indonesia dalam wadah NKRI bertahan hingga saat ini,” tambah Aris.
Berdasasrkan alasan filosofis, Pancasila bukanlah agama, tetapi adalah lima dasar tatahidup dan penghidupan bangsa Indonesia, yang setelah digali sedalam-dalamnya dari jiwa dan kehidupan bangsa dirumuskan sebagai suatu kesatuan bulat. Pancasila memuat nilai-nilai yang bersumber dari sinergi pengalaman batin dan pengalaman fakta bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Aris pun kemudian menuturkan bahwa atas dasar Pancasila, dilaksanakan persatuan Indonesia dan didirikan Negara Republik Indonesia.
Adapun secara yuridis, Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara dirumuskan dalam Pembukaan UUD NRI 1945 dan berbagai peraturan perundangan-undangan lainnya seperti UU Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Hari Lahir Pancasila.
Terakhir, secara sosiologis, Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa kita merupakan “meja statis” yang menyatukan berbagai keragaman yang ada di bangsa Indonesia. Sekaligus “bintang pemandu” (Leitstar) dinamis yang memandu kehidupan bangsa agar sesuai dengan cita-cita pendirian negara.
Dalam kaitan antara Pancasila dengan keamanan siber nasional, Aris pun kemudian menyampaikan bahwa lemahnya pemahaman akan nilai-nilai Pancasila mendorong terancamnya persatuan dan kesatuan bangsa.“Rusaknya persatuan dan kesatuan bangsa dapat berdampak kepada sIstem keamanan siber nasional lemah karena personilnya mudah disusupi dan diadu domba,” tutur Aris
“Di era global dan digital dewasa ini, serangan terhadap keutuhan persatuan tidak lagi semata dilakukan secara fisik dengan terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat, tetapi bisa jaringan media elektornik atau daring," ujar Aris lebih lanjut.
Dia menambahkan propaganda atau penyebaran informasi atau berita bohong untuk melemahkan persatuan dan kesatuan bangsa dapat dilakukan secara digital. Informsi masuk ke ruang-ruang publik lewat perangkat elektronik yang dipegang orang-orang berusia muda hingga dewasa.
“Disinilah pentingnya penguatan pemahaman akan Pancasila agar masyarakat Indonesia yang sangat beragam tidak mudah terpengaruh atau tergoda nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai keperibadian bangsa Indonesia sendiri,” tambah Aris.
“Penting memahami Pancasila sebagai pemersatu berbagai keragaman yang ada di bangsa Indonesia. Sekaligus “bintang pemandu” (Leitstar) dinamis yang memandu kehidupan bangsa agar sesuai dengan cita-cita pendirian negara,” pungkas Aris. (RO/OL-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved