Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
MENYIKAPI perkembangan dunia yang makin resah karena banyaknya serangan teroris dan kekerasan atas nama agama, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menginisiasi konferensi internasional ulama muslim dari 40 negara.
Konferensi itu digelar untuk mencari jalan keluar atas problem yang dihadapi dunia, khususnya yang berkaitan dengan peran Islam. Di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (31/3), Presiden menerima PBNU yang melaporkan perkembangan kegiatan tersebut.
"Acara ini untuk menyamakan persepsi karena radikalisme dan terorisme semakin menguat dilihat dari adanya serangan bom dan kekerasan-kekerasan yang lain akhir-akhir ini. Oleh karena itu, para pemimpin Islam moderat harus bersatu untuk melakukan langkah-langkah antisipasi," jelas Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin seusai pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/3).
Ma'ruf menambahkan, peperangan yang berkecamuk di negara-negara Islam, mulai dari Afrika Utara hingga Timur Tengah, tak lepas dari adanya masalah dalam Islam. Menurut dia, hal itu tidak perlu ditutupi dan karena itu harus dihadapi dengan membuat solusi bersama di antara ulama-ulama muslim di dunia.
"Islam moderat harus bersatu untuk menyamakan persepsi karena radikalisme dan terorisme semakin menguat," tandasnya.
Ulama-ulama muslim dari sejumlah negara diundang hadir untuk membicarakan sejumlah hal, mulai dari persoalan teologi hingga ekonomi dalam konfrensi bertajuk konferensi bertajuk "International Summit of The Moderate Islamic Leader" akan digelar pada 8-11 Mei mendatang di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta. Menurut rencana, konferensi itu akan dibuka oleh Presiden.
Dikatakan, pandangan Islam moderat akan diperbincangkan dan dipertukarkan dalam konferensi tersebut. Harapannya pandangan moderat bisa ditularkan dan dikembangkan sehingga bisa menghapus stigma buruk soal Islam di dunia internasional.
"Karena itu kita mengundang mereka (ulama-ulama moderat) untuk mendiskusikan beberapa persoalan," tandas Ma'ruf.
Selain Ma'ruf, turut hadir pengurus lainnya, seperti Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Mochammad Maksum Machfoedz, Helmy Faishal Zaini, Bina Suhendra, Imam Azis, Hasib Wahab, H Yahya Staquf, dan Anggia Ermarini.
Sementara, Said Aqil mengatakan pertemuan itu juga membicarakan dukungan NU kepada pemerintah. Khususnya dalam hal menciptakan kestabilan keamanan dari gangguan teror. Said memastikan para nahdliyin memegang prinsip Islam Nusantara yang toleran dan moderat sehingga mampu menciptakan stabilitas dan perdamaian.
Said juga melaporkan Ekspedisi Islam Nusantara yang dibuka Kamis (31/3) di Cirebon, Jawa Batar. Tim ekspedisi itu akan pergi ke 40 kota. Mereka akan mensosialisasikan Islam Nusantara kepada masyarakat.
"Semuanya memegang prinsip Islam toleran dan moderat. Saya jamin tidak ada santri NU dan pelajar NU yang terprovokasi atau simpati pada gerakan teror," cetus Said.
Selain itu, Presiden Jokowi meminta PBNU untuk terlibat bersama BNPT dalam deradikalisasi terhadap WNI yang pernah ikut ISIS. Said memperkirakan sedikitnya ada sekitar 600 WNI yang pulang dari Suriah kembali ke kampungnya masing-masing di Indonesia.
Said mengatakan, pelaksanaan deradikalisasi tersebut tidak dilakukan di satu tempat, namun dilakukan di setiap daerah-daerah yang sesuai data domisili para alumni ISIS
"Kami akan mmberikan pencerahan, bimbingan. Kan mereka banyak sekali yang salah paham dan pahamnya salah," katanya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved