KETUA DPR Setya Novanto mengatakan Presiden Joko Widodo telah mengantongi nama-nama menteri yang dinilai tidak cocok pada posisinya di kabinet.
"Presiden sudah ada tadi catatannya. Tanya saja ke beliau," kata Setya di Bogor, Jawa Barat, kemarin.
Meski begitu, ia tak ingin mendorong dilakukannya perombakan kabinet sesegera mungkin. Baginya, itu merupakan kewenangan penuh atau hak prerogatif Presiden yang harus dihormati.
Setya sendiri mengakui bahwa kini memang sudah melewati masa enam bulan pemerintahan yang artinya evaluasi sudah harus dilakukan.
"Ini kan sudah dievaluasi Presiden. Dan waktunya sudah enam bulan bekerja, pasti Presiden sudah tahu mana yang harus dilakukan dan yang tidak. Kita percayakan betul-betul kepada Presiden," tuturnya.
Presiden, menurutnya, dapat melakukan evaluasi kinerja berdasarkan program-program yang dilakukan pemerintah. Presiden dapat secara cepat mengevaluasi kinerja kabinet dengan melihat program yang berjalan.
"Di sini kita dapat gambaran hal-hal yang perlu dievaluasi. Presiden harus menyusun kabinetnya dengan teliti dan jeli agar menteri-menterinya dapat memberikan sesuatu yang positif bagi rakyat. Saya harapkan ini adalah pilihan beliau yang terbaik," terangnya.
Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno enggan berkomentar soal wacana tersebut.
Ia sendiri mengakui Presiden secara rutin memberikan arahan kepada jajaran Menteri di setiap rapat kabinet. Namun, tak secara spesifik menggarisbawahi soal kurangnya kinerja di sektor tertentu.
"Harusnya tanya Pak Jokowi, jangan tanya saya. Dia memberikan arahan secara umum kepada kami. Yang penting bisa kerja sama antarkementerian dan lembaga," kata dia.
Mengenai kemungkinÂan hambatan komunikasi antarkementerian yang ada dalam lingkup koordinasinya, Tedjo mengaku tak ada masalah. "Tugas-tugas yang perlu koordinasi selalu dikumpulkan, kami koordinasikan, dan berjalan dengan lancar," terangnya.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menambahkan para Menteri tak mungkin diajak berbicara soal perombakan kabinet. Anggota jajaran Kabinet Kerja, ucapnya, hanya mesti bekerja dengan keras.
"Tidaklah, masak Menteri diajak ngobrol reshuffle. Tahu-tahu dicopot saja nanti," selorohnya. (Kim/Nov/P-1)