Presiden dan Menteri kembali Gelar Rapat Tatap Muka

SETELAH hampir tiga bulan melaksanakan rapat secara virtual, Presiden Joko Widodo kembali menyelenggarakan rapat terbatas bersama para menteri secara tatap muka di Istana Bogor, Jawa Barat, kemarin. Kegiatan itu sebagai bentuk adaptasi dengan kenormalan baru.

Sebelumnya, sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan, terutama di DKI Jakarta dan Jawa Barat, praktis kegiatan pertemuan pemerintahan dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital.

Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, mengungkapkan rapat terbatas (ratas) tatap muka itu tetap mengikuti protokol kesehatan dengan menjaga jarak aman.

“Ratas-ratas akan dilaksanakan dengan penerapan jaga jarak. Jumlah peserta juga tidak banyak. Kapasitas kita kurangi sampai 50%,” ujar Heru kepada wartawan, kemarin.

Kursi untuk para peserta rapat diatur dengan jarak yang cukup jauh, yakni mencapai 2 meter. Itu semua demi mencegah terjadinya penularan covid-19 di lingkungan Istana Kepresidenan. “Kegiatan harus dimulai dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat,” tuturnya.

Adaptasi kebiasaan baru juga diterapkan dalam kegiatan-kegiatan Presiden di Istana. Untuk acara pelantikan, misalnya, pejabat yang hadir dibatasi lima hingga tujuh orang. “Kemarin, beberapa pelantikan, misalnya KSAL dan KSAU, tidak lebih dari lima undangan. Itu kegiatan resmi kenegaraan,” kata Heru.

Tak hanya itu, prosedur peng ujian tes cepat covid-19 bagi para tamu yang berkunjung ke Istana juga diberlakukan dan menjadi standar baru. Tes cepat tersebut sudah berlangsung dari 2-3 minggu lalu.

“Secara tidak langsung kita sudah melakukan new normal, kan awalnya tidak ada rapid (test). Begitu juga pakai masker. Awalnya kan kita suruh pakai masker, ada yang pakai, ada yang tidak. Sekarang semua pakai masker. Pengemudi, baik itu pengemudi menteri atau tamu Presiden, semua sudah pakai masker dan menunggu di kendaraan masingmasing,” jelasnya. (Pra/X-11)