Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Negara Konflik Diminta Belajar dari ASEAN

M Rodhi Aulia
12/2/2016 13:21
Negara Konflik Diminta Belajar dari ASEAN
(Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu -- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

KONFLIK dan pertumpahan darah massal masih mewarnai sejumlah negara di dunia, terutama di Timur Tengah, yang saban hari ada saja selongsong peluru yang menyasar dan seketika rakyat tak berdosa tersungkur lalu meninggal.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku heran dengan konflik berkepanjangan tersebut. Pasalnya negara tersebut relatif homogen penduduknya. Nyaris tidak ada perbedaan secara fisik dan keyakinan.

Ryamizard meminta negara konflik itu mau berguru ke negara yang tergabung di dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). "ASEAN, agamanya macam-macam. Orang-orangnya lain-lain juga. Jadi mereka harus belajar dari ASEAN. Ini contoh konkret," kata Ryamizard di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jumat (12/2).

"48 tahun kita hidup bersama. Ini contoh bagi negara lain di Timur Tengah," imbuh dia.

Di antara negara ASEAN itu termasuk Indonesia. Ryamizard menegaskan bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai. Bangsa yang tidak akan pernah ikut campur urusan orang lain. Apalagi menyerang dengan strategi cuci otak sehingga warga negara nekat merusak negaranya sendiri.

"Di sini kita tidak akan pernah biarkan pemberontak apa pun," tukas dia.

Perang cuci otak adalah model perang masa kini. Perang di era globalisasi, di mana masing-masing negara berupaya berebut pengaruh satu sama lain. Ryamizard meminta agar tidak ada negara mana pun yang mengusik NKRI dan Pancasila dengan menyusupkan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

"Emang kita bangsa jelangkung ngisi-ngisi orang. Isi dengan Pancasila roh kita," ujar dia.

Begitupun kepada seluruh WNI atau rakyat Indonesia. Program bela negara dan target 100 juta militan bela negara menjadi tujuan utama kinerja Kementerian Pertahanan. Bela negara dalam bahasa sederhananya adalah memahami dan menerapkan semua nilai yang terkandung di dalam Pancasila.

WNI yang nekat melakukan bom bunuh diri dan melukai siapa pun, apalagi aksi itu dilakukan di dalam negeri, termasuk korban pencucian otak. Termasuk mereka yang sampai sekarang berniat untuk melakukan pemberontakan terhadap NKRI.

"Yang berontak ini sebenarnya dipicu dari luar. Disuruh-suruh. Kita ini (jadi bangsa yang) menakutkan kalau kita bersatu. (Program) bela negara (buat pihak tak suka jadi) geger," ungkap dia.

Namun, suka tidak suka program bela negara ini harus dilanjutkan. Tidak ada kata menyerah dan berhenti menggelorakan semangat ini. Dimulai dari lingkungan terkecil hingga yang terbesar. Agar ada pemahaman yang mendalam sehingga setiap warga negara mau dan rela berkorban untuk negaranya sendiri.

"Bila nilai-nilai Pancasila tertanam di hati kita, akan sulit dipengaruhi ideologi asing," tandas dia.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya