Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
SALAH satu kesimpulan penelitian Center for Digital Society (CfDS) yang dilakukan Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebutkan
perlunya penyegaran kabinet pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hal tersebut didasarkan pada riset populer bertajuk Popularitas Media Sosial Menteri Kabinet Jokowi-JK.
Salah satu kesimpulan penelitian tersebut berbunyi, rata-rata menteri Kabinet Kerja ialah 58,91 tahun, didominasi menteri berusia 50-60 tahun. “Diperlukan penyegaran dengan memunculkan menteri berusia muda,” kata Manager Digital Intelligence Lab CfDS, Treviliana Eka Putri
di Yogyakarta, kemarin.
Dengan usia yang lebih muda, kata dia, mereka akan lebih populer karena aktif di dunia maya, baik dalam pemberitaan yang positif maupun negatif di media sosial. Riset merujuk pada beberapa platform digital, seperti Twitter, Instagram, Google trends, dan berita-berita daring. Pengolahan data dalam penelitian tersebut menggunakan Python nltk dan Nvivo.
“Kami merasa bisa jadi (popularitas di media sosial dan media daring) akan menjadi penilaian karena citra positifnya di masyarakat,” kata Putri.
Kesimpulan lain, Susi Pudjiastuti merupakan menteri paling populer di media sosial dan pemberitaan daring. Jumlah reshuffl e yang dialami menteri perempuan lebih sedikit daripada menteri laki-laki.
Pemberitaan negatif yang banyak muncul pada menteri-menteri Kabinet Kerja terkait dengan pemberitaan KPK dan kenaikan tiket pesawat.
Tingginya popularitas Susi mampu mengungguli empat menteri populer lainnya, seperti Lukman Hakim Saifuddin, Wiranto, Imam Nahrawi, dan Hanif Dhakiri di Twitter. Di Twitter, Susi memiliki 964.213 pengikut, 23.461 tweet, dan 1.468.315 engagement. Data tersebut dihimpun hingga 25 Mei 2019.
Lukman Hakim Saifuddin berada di posisi kedua dengan 469.513 pengikut, 494.896 engagement, dan 27.516 tweets. Posisi ketiga ditempati Wiranto yang memiliki 385.512 pengikut, 225.335 engagement, dan 2.584 tweets.
“Ada fakta menarik bahwa jumlah follower Bu Susi dan Lukman hampir dua kali lipat dan engagement. Enggement Lukman hanya 494. Padahal, Twitter Susi baru Juli 2014. Lukman membuat 2010 dan Wiranto April 2013,” jelas Putri.
Tanpa tim transisi
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Johnny G Plate, menyebut pembentukan kabinet periode kedua pemerintahan Jokowi tak seperti periode pertama. Johnny memastikan tak ada tim transisi yang merumuskan pembantu presiden. “Tidak perlu tim transisi, Pak Jokowi sudah punya kabinet yang masih berlaku sekarang. Koalisinya juga solid, komunikasi lebih lancar dan lebih cair,” ujarnya.
Menurutnya tidak ada beban petahana di periode kedua. Artinya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan fokus dalam menyusun kabinet. Saat ini, kata dia, hal itu tengah disusun dan disiapkan. Partainya percaya Jokowi akan menjaga soliditas koalisi. (Uta/P-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved