Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
SEJAK berdiri pada 2008, Partai Gerindra telah menempatkan diri sebagai oposisi. Hal itu menjadi pilihan Gerindra ketika calon presiden dan wakil presiden yang mereka usung kalah dalam beberapa kali kontestasi pilpres.
Bila lima tahun ke depan, posisi itu yang juga diambil, Wakil Ketua Bidang Advokasi Partai Gerindra Hendarsam Marantoko menyatakan hal tersebut tidak akan menjadi masalah.
Hendarsam mengemukakan Gerindra terus mendapat berkah besar ketika memilih sebagai oposisi selama 11 tahun terakhir. Salah satunya, Gerindra berhasil menyabet peringkat kedua sebagai parpol peraih suara terbanyak di Pilpres 2019.
“Kami Gerindra 11 tahun satu-satunya partai di parlemen yang genetikanya adalah oposisi,” ujar Hendarsam dalam diskusi berjudul Peta Politik Pascaputusan MK, di Menteng, Jakarta, kemarin.
Pada periode kedua pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) di 2019-2024, Hendarsam mengatakan pada dasarnya partainya juga merasa lebih nyaman bila tetap bekerja sebagai oposisi. Namun, hal itu masih harus menunggu pertimbangan dan keputusan akhir Prabowo Subianto selaku ketua umum dan dewan-dewan pembina partai.
Gerindra tidak menutup sepenuhnya kemungkinan untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.
“Kami tidak menutup diri untuk berjuang di dalam juga. Kita harus melihat ke depannya untuk semua konstituen yang pasti, bukan hanya relawan atau ijtimak ulama misalnya, melainkan juga untuk kepentingan bangsa negara,” ujar Hendarsam.
Ia mengatakan banyak hal yang harus dipertimbangkan. Seluruh elite Partai Gerindra akan bersikap demokratis demi kepentingan semua pihak di dalam tubuh partai dan pendukung Gerindra.
Di kesempatan yang sama, Wakil Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Faldo Maldini mengatakan PAN belum memutuskan bergabung dengan koalisi Jokowi atau akan tetap ada di oposisi. PAN akan membahas lebih lanjut mengenai arah politik partai pascaputusan Mahkamah Konstitusi pada rapat kerja nasional.
“Memang di barisan PAN sendiri masih banyak yang ingin tetap berada di barisan oposisi, tetapi yang pengen bergabung juga tidak sedikit,” ujar Faldo.
Tunggu langkah Prabowo
Meski koalisi pendukung Pra-bowo Subianto-Sandiaga Uno telah resmi membubarkan diri, Faldo mengatakan PAN masih ingin melihat dan menunggu arah politik dari Prabowo. Hal itu turut menjadi pertimbangan PAN dalam menentukan arah politik lima tahun ke depan.
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin, Arsul Sani, mengatakan KIK terbuka untuk kerja sama dengan semua pihak demi memaksimalkan jalannya pemerintahan. Dalam hal koalisi, KIK tidak menutup pintu untuk menyambut kedatangan partai dari oposisi, termasuk Gerindra.
Meski begitu, Arsul berharap tetap akan ada pihak oposisi yang akan bekerja menjaga jalannya pemerintahan dan negara agar tetap seimbang. Idelanya, menurut Arsul, hanya satu partai dari oposisi yang bergabung dengan KIK.
“Kalau mau bertambah agar tetap ada penyeimbang di parlemen ya mestinya cukup satu saja (partai oposisi yang bergabung),” ujar Arsul. (P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved