Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PRESIDEN ke-5 dan ke-6 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara bergantian memberikan kritik pada calon presiden (capres) Prabowo Subianto.
Megawati mengatakan tidak pernah mendengar penjabaran visi dan misi kubu Prabowo-Sandiaga selama kampanye. Begitu juga SBY, mengatakan rakyat butuh program yang baik dan solutif atas berbagai masalah yang ada.
Menanggapi kritik Megawati dan SBY, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta Prabowo memerhatikan kritik kedua tokoh tersebut. Apa yang disampaikan keduanya membuktikan jika Prabowo harus lebih aktif dalam berkampanye yang positif dan menawarkan program ke masyarakat.
Fahri mengatakan Prabowo harus bisa menghadirkan tantangan pada pihak petahana. Berupa kritik yang relevan dan solusi yang bisa membangun.
"Saya kira kritiknya Ibu Mega dan Pak SBY itu concern-nya sama, bahwa Pak Prabowo sebagai kandidat harus lebih aktif. Harus men-challange Pak Jokowi," ujar Fahri di gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/11).
Baca Juga:
Megawati: Kasihan Prabowo, Orang di Sekitarnya Penuh Ujaran Kebencian
Kubu Prabowo harus mengubah gaya kampanye yang penuh dengan gimmick. Bila tidak segera mengalihkan gimmick menjadi suatu program, tidak akan ada tantangan berarti bagi kubu petahana dalam kampanye pemilu 2019.
"Kalau tidak ditantang ya petahana santai-santai saja. Ya sontoloyo, genderuwo. Karena dia tidak ditantang dengan konten. Akhirnya main gimmick. Itu yang saya sayangkan," ujar Fahri.
Ia menambahkan kedua kubu juga harus terus berusaha mengangkat derajat persaingan kampanye dengan isi yang lebih berbobot. Supaya rakyat bisa memilih capres berdasarkan program, bukan gimmick.
"Pertarungan ini harus diangkat derajatnya, pertarungan data, narasi yang betul-betul berisi sehingga rakyat betul-betul dapat manfaatnya," tutup Fahri.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved