Pengamat: Gelaran KAA, Angkat Dasasila Bandung dalam Konteks Kekinian
Antara
20/4/2015 00:00
( ANTARA/Hafidz Mubarak A)
DIREKTUR Program Pascasarjana Universitas Paramadina Jakarta Dinna Wisnu mengatakan Indonesia perlu mengangkat poin-poin dari Dasasila Bandung yang dihasilkan pada Konferensi Asia Afrika 1955 dalam konteks kekinian.
"Konferensi Asia Afrika merupakan forum yang kuat. Kalau Indonesia ingin berperan, harus bisa menyampaikan sikap terhadap permasalahan bangsa-bangsa Asia-Afrika," kata Dinna Wisnu dihubungi di Jakarta, hari ini.
Ketua Program Pascasarjana Jurusan Diplomasi Universitas Paramadina itu mengatakan dengan mengangkat kembali Dasasila Bandung, maka negara-negara Asia-Afrika yang selama ini melanggar akan merasa malu.
Hal itu kemudian bisa ditindaklanjuti dalam forum lain yang lebih luas, misalnya di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Setelah itu, negara-negara besar harus memiliki komitmen untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
"Diplomasi yang paling ampuh sejak dulu adalah menyindir tanpa menyebutkan negara yang dimaksud supaya yang bersangkutan merasa malu. Bila terang-terangan menyebutkan nama negara, maka sama saja dengan konfrontasi," tuturnya.
Menurut Dinna, Indonesia memiliki peran penyeimbang dan penjaga stabilitas politik dan keamanan bagi kawasan Asia-Afrika.
Indonesia ikut menentukan situasi kondusif di kawasan tersebut. Indonesia ikut berusaha menjaga agar persaingan dan saling curiga di kawasan Asia-Afrika tidak memburuk.
Namun, meskipun sudah berusaha menjadi penyeimbang dan menciptakan suasana kondusif, Dinna menilai peran Indonesia belum optimal dan signifikan. Misalnya, saat pemerintahan saat ini, Presiden Joko Widodo lebih berorientasi kepada permasalahan dalam negeri. Masalah internal bangsa lebih menjadi prioritas bagi pemerintah, bukan masalah regional apalagi global.
"Itu berbeda dengan ketika Presiden Soekarno pada 1955 menginisiasi Konferensi Asia Afrika pertama kali di Bandung. Sukarno menganggap permasalahan di internal bangsa bisa terselesaikan bila permasalahan di tingkat internasional bisa diselesaikan," katanya.(Q-1)