Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
MESKIPUN aparat keamanan berhasil menggagalkan berbagai plot teror pascabom gereja di Surabaya, beberapa waktu lalu, kewaspadaan terhadap ancaman teror tidak boleh surut. Apalagi Hari Raya Idul Fitri sudah semakin mendekat.
Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, kejahatan terorisme justru merupakan kerawanan paling diwaspadai aparat keamanan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Berdasarkan ideologi kelompok teror, Ramadan dan Idul Fitri merupakan waktu yang tepat untuk menyebar teror.
"Ini hari besar bagi umat Islam, tapi kita perlu juga kewaspadaan karena kelompok terorisme ini yang punya ideologi tersendiri itu justru menganggap Ramadan adalah bulan amaliyah. Artinya, kalau melakukan aksi di Ramadan, menurut mereka, pahalanya lebih besar jika dibandingkan dengan bulan lain," ungkap Kapolri saat rapat koordinasi (rakor) kesiapan dan pengamanan Idul Fitri di Mabes Polri, kemarin.
Ia mencontohkan, beberapa peristiwa seperti bom Bali II dan bom Kedubes Australia direncanakan terjadi pada sekitar Ramadan.
Pascaperistiwa di Mako Brimob, masih kata Tito, sudah ada 96 tersangka teroris ditangkap di seluruh wilayah Indonesia. Dari jumlah itu, 14 di antaranya ditembak mati karena dilaporkan melawan petugas saat penangkapan.
Sejumlah penangkapan lain termasuk di Universitas Riau, akhir pekan lalu, tambah Tito, harus dilakukan. Mereka menggunakan fasilitas universitas untuk merakit bahan peledak. Terakhir penangkapan teroris dilakukan di Lampung dan beberapa wilayah lain. "Kita semua bekerja keras baik jajaran Polri dan TNI untuk mendeteksi dan menekan terutama jaringan JAD," kata Tito.
Saat ini, masih kata Tito, hampir di semua provinsi terdapat sel teroris. "Saya sudah memerintahkan Kepala Densus 88, untuk sel-sel tidak terlalu aktif tetapi potensial agar di-share ke wilayah atau kapolda."
Bantu Polri
Dalam rakor yang sama, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menginstruksikan kepada seluruh prajurit untuk membantu Polri mendukung pengamanan Idul Fitri.
Bukan hanya dalam konteks terorisme, pengamanan itu termasuk yang terkait dengan kelancaran arus mudik dan arus balik. Pengamanan difokuskan di sejumlah ruang publik, seperti pelabuhan, bandara, dan terminal bus.
Hadi menambahkan, prajurit juga bakal disiagakan untuk menjaga rumah ibadah dan tempat peristirahatan di sepanjang jalur mudik. "TNI dibantu Polri dan instansi lain akan menjaga keselamatan dan keamanan bagi seluruh masyarakat," kata dia. Mantan Kepala Staf TNI-AU itu menambahkan, TNI telah menyiapkan rencana kontingensi untuk menghadapi situasi kritis selama mudik Lebaran.
Dalam rakor, hadir Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Kepala Bulog Budi Waseso, Kepala Basarnas Laksdya Muhammad Syaugi, perwakilan Komisi Pengawasan dan Persaingan Usaha, Pertamina, PT Jasa Marga, dan PT Jasa Raharja. (Gol/X-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved