Perlu Keseragaman dalam Kebinekaan

DEPUTI Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Pengendalian dan Evaluasi Sonny Y Soeharso menilai keseragaman tetap diperlukan dalam menjunjung tinggi kebinekaan.

Keseragaman yang dimaksud ialah tentang kesamaan visi dan misi serta semangat untuk tetap mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara.

"Seragam itu perlu dalam konteks memiliki visi, misi, yang untuk merdeka dan menciptakan negara yang adil dan makmur," kata Sonny dalam diskusi Ngobrolin Indonesia di Gedung A Kementerian Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, Jakarta, kemarin.

Ia mengatakan, tidak perlu keseragaman dalam latar belakang, baik agama, kesukuan, serta ras dan golongan dalam hal mengangkat Pancasila dan kebinekaan.

"Mesti ditekankan nilai yang dulu diangkat oleh pendiri kita bahkan saat Sumpah Pemuda tidak ditanya agamanya apa, sukunya apa, tapi bagaimana semangat untuk merdeka," tegas dia.

Lebih jauh ia mengatakan saat ini ada penurunan dari segi penerapan etika anak muda terhadap yang tua. Menurutnya, hal ini disebabkan semakin jarangnya Pancasila dan pendidikan moral diberikan.

"Orang tua lebih mencari ekonomi. Di rumah sudah lelah dan jarang memberikan pendidikan kepada anaknya," kata Soeharso.

Sementara itu, pemerintah diminta menggandeng tokoh muda serta sosok berpengaruh guna menyosialisasikan Pancasila dan kebinekaan.

Pasalnya, tokoh muda yang sedang berkembang dan dikenal luas diyakini mampu meningkatkan keterangan generasi milenial terhadap Pancasila.

"Kenapa pemerintah tidak menggaet tokoh muda dan influencer, seperti vlogger, blogger, selebgram menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila dan kebinekaan? Mereka ini saya yakin lebih mampu menarik minat generasi milenial," kata penggiat seni Renny Fernandez.

Menurut dia, generasi milenial lekat dengan media sosial dan tidak mudah didekati dengan cara lama melalui bentuk diskusi semata sehingga perlu gaya pendekatan baru untuk merangkul mereka. (Put/P-3)