Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
NILAI-NILAI agama dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia bisa menjadi benteng terhadap nilai-nilai budaya yang datang dari luar di era digital saat ini. Karena itu, penting untuk tetap menjaga nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia selama ini.
"Saya melihat Muhammadiyah, NU, dan ormas lainnya sangat berperan, terutama di pondok pesantren. Sangat berperan sekali membangun karakter, nilai-nilai keadaban, nilai-nilai keindonesiaan, nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai budaya yang sudah kita miliki selama ini," kata Presiden Joko Widodo seusai menutup Pengkajian Ramadan 1439 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tahun 2018 di Kampus UHAMKA, Jakarta, kemarin.
Presiden menekankan, nilai-nilai dan karakter yang dimiliki bangsa Indonesia selama ini dapat menjadi benteng terhadap intervensi dari luar.
"Jangan sampai yang berkaitan dengan budi pekerti, sopan santun, keramahan kita menjadi hilang gara-gara terpengaruh oleh era digital yang telah masuk ke negara kita," tegas Presiden.
Presiden mengakui era digital memiliki dampak positif dan negatif. Positifnya ialah sebagai media untuk berdakwah langsung kepada umat, sedangkan negatifnya digunakan sebagai media untuk mencela, mencemooh, dan menyampaikan hal-hal buruk.
"Semua kepala negara yang bertemu dengan saya me-ngeluhkan hal yang sama. Inilah pentingnya kita memiliki adab dalam bermedia sosial, pentingnya kita memperkuat nilai-nilai agama, budaya. Norma-norma agama, norma budaya, terus kita perkuat," tuturnya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir pun mengemukakan pernyataan senada. Haedar meminta umat agar bijak menggunakan media sosial. "Kita harus menampilkan narasi-narasi alternatif yang membawa pesan-pesan Islam yang damai, membawa pada keselamatan, menebarkan kebajikan utama untuk siapa saja, yang berbeda pilih-an politik, beda suku, agama, ras, golongan," katanya.
Ketua PBNU Marsudi Syuhud mengatakan agama telah mengajarkan bagaimana menjaga nilai-nilai kebangsaan. Organisasi ialah salah satu wadah yang bisa menjaga eksistensi nilai-nilai kebangsaan tersebut.
Di era globalisasi saat ini, menurut Marsudi, bangsa ini harus pandai menyaring budaya-budaya yang datang dari luar. "Budaya yang ada di Nusantara harus kita bentengi yang tidak bertentangan dengan ajaran keislaman kita ini. Kalau ada budaya baru yang masuk karena ada globalisasi, kita harus saring, mana yang bisa kita terima, mana yang kita tolak."
Ia bersyukur Indonesia memiliki ormas yang berkembang selama ini. Menurutnya, negara yang memiliki ormas tidak akan mudah gagal jika dibandingkan dengan negara yang tidak memiliki ormas.
Pakar psikologi politik UI, Hamdi Muluk, menilai keberadaan ormas dalam negara demokrasi merupakan keniscayaan. Namun, mereka harus mempunyai sinergi positif dengan pemerintah dalam mewujudkan pembangunan. "Peran ormas harus bermanfaat di masyarakat, terutama karena jangkauannya luas sehingga bisa menghasilkan solusi bagi bangsa." (Gnr/Ant/*/X-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved