Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Polri Usulkan LP dan Rutan dengan Keamanan Tinggi

Golda Eksa
24/5/2018 07:35
Polri Usulkan LP dan Rutan dengan Keamanan Tinggi
(Kapolri Jenderal Tito Karnavian -- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

WAKIL Ketua DPR Taufik Kurniawan mendukung usulan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk membangun lembaga pemasyarakatan (LP) dan rumah tahanan (rutan) dengan pengamanan maksimal yang akan ditempati para terpidana kasus terorisme.

"Penanganan kepada napi kasus terorisme memang harus dikhususkan, tidak bisa disamakan dengan napi lainnya. Saya rasa usulan Kapolri dalam kaitan adanya LP khusus itu harus kita dukung,'' kata Taufik.

Menurutnya, penanganan napi kasus terorisme berbeda dengan penanganan narapidana lainnya sehingga dirinya tidak ingin kerusuhan di Rutan Cabang Salemba yang berada di Kompleks Mako Brimob Kelapa Dua terulang lagi.

Di sisi lain, Taufik mengingatkan Kapolri untuk berkoordinasi dengan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly karena pemerintah telah membangun LP high risk, yakni Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Batu High Risk dan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Pasir Putih A High Risk di Nusakambangan.

"Mungkin Kapolri dan Menkum dan HAM perlu koordinasi mengenai kebutuhan LP ataupun bagaimana tingkat pengamanannya. Kalau misalnya pengamanan tingkat tinggi, tapi napi terorisme juga masih dicampur dengan napi kasus lain, ini masih ada potensi napi lain terpengaruh atau potensi yang tidak diinginkan lainnya," ujarnya.

Taufik mengatakan, selain pengamanan LP yang superketat, LP khusus terorisme itu harus memberikan fasilitas untuk deradikalisasi dan menyadarkan para napi terorisme.

Keamanan maksimal

Saat rapat terbatas pencegahan dan penanggulangan terorisme yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla serta para menteri kabinet kerja, Tito mengusulkan hal itu.

Tito juga mengusulkan pembangunan rutan berkeamanan maksimum menggantikan Markas Komando Brigadir Mobil (Mako Brimob) di Kelapa Dua, Depok.

"Polri mengajukan agar dibangun rutan maksimum karena ada masa penangkapan, penyidikan, penuntutan, persidangan yang tersangka atau terdakwa ditempatkan di tempat khusus yang tidak sama dengan rutan Salemba dan Cipinang," ungkap Tito.

Apalagi, Selasa (8/5) lalu terjadi rusuh di Mako Brimob yang dipicu oleh tahanan kasus terorisme Wawan Kurniawan sehingga menyebabkan tewasnya lima orang anggota Brimob.

"Pernah kami punya pengalaman kasus pelatihan militer teroris di Aceh itu dikoordinasikan di LP cipinang oleh Abu Bakar Baasyir, Aman Abdurrahman, Iwan Rois dari tiga kelompok yang berbeda. Jadi, saya mengusulkan ada rutan cabang Salemba di Cikeas mengganti Mako Brimob. Karena ada markas satu Resimen Brimob di sana sehingga ada rutan maximum security karena di Mako Brimob tidak dipakai lagi karena tidak layak untuk tersangka terorisme," tambah Tito.

Menurut Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, aksi terorisme yang dihadapi saat ini ialah aksi terorisme yang prosesnya tidak datang tiba-tiba.

"Prosesnya panjang, dari proses rekrutmen, ada proses brain washing, proses pelatihan, ada proses ajakan sehingga satu ujung dari proses itu ialah aksi-aksi yang dilakukan terorisme. Terorisme hidup di kalangan mayarakat. Mereka hidup di tengah-tengah masyarakat. Mereka bukan musuh polisi atau musuh TNI saja, tetapi musuh bersama." (Pan/Pol/Dro/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya