Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
BERPUASA di bulan Ramadan tidak menghentikan kegiatan calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 1, Ridwan Kamil, untuk melanjutkan kegiatan kampanye. Dengan didampingi calon wakil gubernur Uu Ruzhanul Ulum, pria yang karib disapa Kang Emil itu blusukan ke pasar tradisional Kota Banjar untuk menampung segala keluhan masyarakat, kemarin.
"Kami datang ke pasar tradisional Kota Banjar ini untuk pertama kalinya dan saya langsung menyapa semua warga pasar serta menampung keluhan mereka. Keberadaan pasar tradisional tetap harus dilestarikan, ja-ngan sampai warga beralih ke pusat perbelanjaan modern," ujar Ridwan Kamil, kemarin.
Di pasar tersebut, Ridwan Kamil dengan sabar mendengar keluhan dari para pedagang pasar, juga sopir becak dan angkot.
Jika terpilih menjadi orang nomor satu di Jawa Barat melalui pilkada nanti, ia berjanji akan menyejahterakan warga dan menstabilkan harga berbagai kebutuhan agar tidak mengalami kenaikan.
Kedatangan Wali Kota nonaktif Bandung tersebut mendapat sambutan hangat dari warga. Salah seorang pedagang kacang kedelai, Usep Herliana, mengatakan para pedagang di Pasar Banjar sangat berharap agar pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum terpilih menjadi Jabar-1 dan Jabar-2.
Pasangan itu diharapkan bisa lebih memperhatikan rakyat yang kurang mampu dan pedagang kecil, terutama dalam menstabilkan harga kebutuhan sembako. Pasalnya, selama memasuki bulan Ramadan, harga beberapa kebutuhan pokok merangkak naik, seperti yang terjadi pada komoditas telur dan daging ayam serta daging sapi.
"Semoga saja nanti gubernur terpilih bisa menstabilkan kebutuhan harga sembako dan mudah-mudahan Kang Emil bersama Kang Uu bisa membawa Jawa Barat lebih baik ke depannya," ujar Asep.
Sentuhan pemerintah
Selain blusukan ke pasar tradisional, cawagub Uu Ruzhanul juga melakukan kunjungan ke kawasan wisata religi Darmaloka di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Di sana, politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut menandaskan bakal lebih banyak turun ke masyarakat untuk melihat kondisi riil di lapangan.
Hal itu diyakininya bakal menjadi solusi untuk mempercepat pembangunan. Selain itu, aspirasi masyarakat juga bisa terserap dengan baik karena pemerintah daerah tidak hanya duduk dan menerima laporan bagus dari bawahan-bawahannya.
"Masyarakat membutuhkan kebijakan yang pro kepada mereka, butuh perhatian dari pemimpinnya. Kalau tidak turun, pemimpin tidak tahu apa-apa tentang persoalan di warganya karena tahunya hanya menerima laporan yang bagus-bagus saja," kata Uu.
Ia mencontohkan masalah yang terjadi di kawasan wisata Darmaloka itu. Di sana, terdapat bekas kediaman Syekh Abdul Muhyi, ulama besar di Jawa Barat pada sekitar abad ke-17. Tempat itu banyak dikunjungi para peziarah, tetapi kondisi situsnya tidak dirawat dengan baik.
"Kelihatannya dari dulu sampai sekarang begini-begini saja. Sejak kecil saya suka main ke sini. Katanya ini dimiliki provinsi. Artinya perlu sentuhan-sentuhan pemerintah," tandasnya. (BY/P-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved