Merayakan Keberagaman Identitas Orang Batak

DI anjungan Provinsi Sumatera Utara, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (12/5), ramai orang Batak berhimpun. Mereka adalah masyarakat Batak Muslim yang berasal dari kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Mereka hadir di tempat itu untuk memeriahkan Pekan Budaya Batak Muslim, yang digelar hingga Minggu (13/5).

Ajang itu diadakan untuk merayakan sekaligus mengenalkan secara luas keberagaman identitas orang Batak.

Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Batak Muslim, Muhammad Husni Fazar Marpaung mengatakan, kalangan awam umumnya hanya mengetahui suku Batak yang rata-rata beragama non-muslim. Padahal, suku Batak banyak beragama Islam.

"Mungkin persentase suku Batak muslim lebih besar, karena suku Batak non-muslim terdiri atas beberapa kelompok masyarakat penganut Parmalim, Katolik, Protestan, Advent, dan lain-lain," ujarnya ditemui di lokasi, Sabtu (12/5).

Dia menuturkan tujuan kegiatan tersebut ialah memperkenalkan budaya Batak berbingkai Islam kepada masyarakat. "Adat istiadat Batak itu indah, bahkan makin menawan dibingkai ajaran Islam," ucapnya.

Dia menceritakan dalam kehidupan keseharian Batak muslim memang cenderung mengedepankan aturan Islam dan menyelaraskannya dengan adat istiadat. "Seperti dalam tari tor tor, suku Batak muslim tidak mempraktekkan gerakan-gerakan yang membuat laki-laki dan perempuan bukan suami-istri bersentuhan," ujarnya.

Pekan budaya digelar sebagai ajang silaturahim. Selain menyantuni anak yatim dalam rangka menyambut bulan Ramadan, sejumlah kegiatan seperti lomba adzan anak usia 7–12 tahun, lomba busana muslimah khas Batak usia 5–10 tahun, lomba catur, suguhan tarian budaya Batak, bazar, sunatan, dan donor darah, juga digelar.

Dalam kesempatan itu, juga bakal dikukuhkan Pengurus Pusat Perkumpulan Batak Muslim periode 2017–2020. (E-2)