Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Kepala BIN: Perlawanan Narapidana Terorisme Ancaman Laten

Golda Eksa
10/5/2018 19:50
Kepala BIN: Perlawanan Narapidana Terorisme Ancaman Laten
(MI/ARYA MANGGALA)

INSIDEN berdarah yang terjadi di Rutan Markas Korps Brigade Mobile (Brimob) Polri, Kelapa Dua, Depok, secara teritorial merupakan kerusuhan domestik dalam lingkup yang bisa dikendalikan. Realitasnya pun dinilai tidak menimbulkan gangguan stabilitas keamanan nasional.

Hal itu ditegaskan Kepala Badan Intelejen Negara Budi Gunawan melalui keterangan tertulis yang diterima Media Indonesia, Kamis (10/5).

"Namun demikian, tindakan perlawanan narapidana dan tahanan tersangka terorisme tersebut mengirimkan pesan nyata bahwa terorisme adalah ancaman laten yang terus terjadi dan menuntut kerja sama semua pihak untuk menanganinya secara tegas dan tuntas," ujarnya.

BIN juga mengingatkan kepada semua pihak untuk tetap meningkatkan kewaspadaan sebagai bagian dari cara efektif memperkuat ketahanan nasional. Menurut Budi, banyak narapidana atau teroris yang meninggal dalam penyergapan. Itu karena mereka lahir dari cara berpikir dan cara pandang intoleran.

"Dari intoleransi yang dibiarkan tumbuh tindakan-tindakan radikal dan berujung pada tindakan terorisme. Oleh karenanya, kita tidak boleh memberikan ruang sekecil apapun bagi menguatnya intoleransi."

Lebih jauh, terang dia, BIN menyerukan kepada semua pihak untuk tidak mudah mempercayai informasi yang beredar dan diragukan validitasnya, seperti berita bohong (hoaks) terkait insiden di Rutan Mako Brimob Depok. Masyarakat sedianya mempercayai informasi yang hanya bersumber dari pemerintah atau otoritas yang bertanggungjawab menangani perkara terorisme.

Di sisi lain, demi menjaga ketahanan sosial bangsa Indonesia, sejatinya tidak ada pihak yang berupaya mempolitisasi peristiwa kerusuhan tersebut. Apalagi itu dilakukan untuk tujuan politik pragmatis yang justru dapat memperkuat kelompok-kelompok intoleran, radikal, dan teroris.

"Mari sama-sama kita lawan segala bentuk tindakan terorisme untuk Indonesia yang damai, aman dan sejahtera," terang Budi.

Budi menambahkan, BIN mengutuk keras tindakan pembunuhan secara keji dan sadis terhadap 5 personel Korps Bhayangkara dan penganiayaan yang menimpa 4 orang lainnya yang dilakukan oleh sejumlah narapidana kasus terorisme di rutan tersebut.

Tindakan pada narapidana terorisme sangat biadab dan sudah di luar batas-batas kemanusiaan. Oleh karena itu, para pelaku tersebut harus dituntut dan diadili berdasarkan hukum yang berlaku.

"Kami turut berduka cita dan menghaturkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas gugurnya 5 orang syuhada prajurit Polri. Saya juga menyampaikan apresiasi penghargaan setinggi-tingginya kepada segenap anggota Polri yang telah menyelesaikan tugas operasi penanggulangan terorisme sehingga situasi dapat terkendali," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya