Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
PARTAI Demokrat masih memiliki peluang mendukung koalisi di Pemilu 2019 untuk bersama-sama mengusung Joko Widodo.
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Arteria Dahlan mengatakan, pihaknya masih membuka peluang kepada Demokrat, kendati kedua partai sempat saling 'serang' akibat pernyataan Setya Novanto yang menyeret Puan Maharani dan Pramono Anung dalam pusaran kasus dugaan korupsi KTP elektronik.
"Kita bukan saling menuding. Itu hal yang biasa. PDIP ingin memberikan ruang kepada publik untuk bisa berpikir lebih jernih. Jadi bukan menuding," ujar Arteria di Jakarta, Minggu (25/3).
Menurut Arteria, persoalan koalisi dan kasus hukum adalah dua hal yang berbeda. Sehingga peluang untuk membangun koalisi masih sangat dimungkinkan.
"Itu adalah dua hal yang terpisah. Politik itu kan sangat dinamis dan sangat dewasa. Tidak mungkin karena ada noda seperti ini tiba-tiba kita berhenti. (Pintu koalisi) masih terbuka. Itu saja. Jadi kita memberikan ruang untuk publik berpikir objektif," pungkasnya.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo. Menurutnya, saling tuding kedua partai hanya dinamika politik dan tidak akan mengganggu penjajakan koalisi di Pemilu 2019.
"Itu dinamika parpol saja tidak menjadi masalah dan mengganggu pencaturan poros pertama, kedua dan ketiga," kata Roy.
Roy menganggap peluang Demokrat bergabung bersama PDIP masih terbuka lebar. Apalagi, kasus korupsi KTP-el dan penjajakan koalisi adalah dua ranah yang berbeda. Kasus korupsi KTP-el harus diselesaikan dengan mekanisme hukum. Kerja sama antara PDIP dan Demokrat juga tetap terjaga di sejumlah daerah yang menggelar Pilkada.
"Semua masih sangat dimungkinkan dalam politik itu anything can possible karena politik itu possibility," pungkasnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved