Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Sungkem Kepada Kiai Bukanlah Hal Aneh

Muhammad Fauzi
16/3/2018 22:33
Sungkem Kepada Kiai Bukanlah Hal Aneh
(Ist)

TRADISI sungkem santri terhadap kiai di Indonesia bukanlah hal yang aneh dan luar biasa.

Begitu juga ketika terjadi pertemuan antara Ketua Umum PB NU KH Said Aqil Siradj dan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (15/3).

Namun, dalam kondisi terkini pertemuan tersebut menjadi peristiwa menarik dalam topik politik kebangsaan. Dalam dimensi publik yang lain, peristiwa itu justru lebih dimaknai politis dari pada semestinya.

Hal itu diungkapkan Direktur SAS Institute Imdadun Rahmat. "Begini lho, Kiai Said adalah guru bangsa dan Cak Imin itu aset bangsa. Dalam NU, tradisi sungkem itu biasa. Pertemuan itu harus dimaknai secara tulus. Bahwa Cak Imin sebagai santri sungkem kepada kiainya, yakni Kiai Said," papar Imdadun, Jumat (16/3)

Ketika disinggung terkait dukungan Kiai Said kepada Cak Imin, sapaan Muhaimin Iskandar, Imdadadun punya makna yang lebih dalam.

"Kepada teman-teman wartawan untuk tidak men-framing pertemuan di Cilacap secara politis. Sebagai seorang kiai yang diminta pendapatnya oleh santri, harus mendukung. Atau misalnya besok-besok Pak Mahfud MD meminta restu maju cawapres, pasti kiai Said juga mendukung," lanjut Imdadun.

Ia juga menekankan bahwa pertemuan di Cilacap jangan dimaknai secara organisasional, antara Ketua Umum PBNU dan Ketua Umum PKB. Pertemuan itu murni kultural antara sosok kiai dan santrinya. "Lebih-lebih derajat seorang kiai harus berdiri di atas kepentingan bangsa dan negara," tutur Imdadun Rahmat. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya