Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Beda Pilihan Jangan Pecahkan Persatuan

Rudy Polycarpus
14/3/2018 19:59
Beda Pilihan Jangan Pecahkan Persatuan
(ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki)

JANGAN salah pilih pemimpin di pemilihan presiden dan kepala daerah. Tapi jangan pula beda pilihan justru berujung perpecahan.

Hal itu ditegaskan Presiden Joko Widodo yang mengimbau masyarakat agar tak mengorbankan persatuan. Jangan karena proses demokrasi yang memperkenankan perbedaan pendapat dan pilihan politik, Indonesia malah terpecah.

"Jangan sampai kita karena beda pilihan mengorbankan kesatuan. Tidak. Jangan gara-gara beda pilihan satu rumah bisa berantem, antar kampung bisa tidak saling menyapa. Pilih pemimpin yang baik. Jangan sampai keliru. Kalau keliru yang dirugikan juga masyarakat semuanya," ujar Presiden saat membagikan 5.000 sertifikat tanah di Alun-alun Kota Serang, Banten, Rabu (14/3).

Pesan Presiden ini relevan untuk diantisipasi semua pihak. Mengacu pada Indeks Kerawanan Pilkada (IKP) yang dirilis Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), akhir November lalu, 81 dari 171 daerah penyelenggara pilkada serentak 2018 punya kerawanan tinggi dan sedang.

Dari 17 daerah yang menggelar pemilihan gubernur dan wakil gubernur, 3 provinsi tercatat dalam tingkat kerawanan tinggi, yakni Papua, Maluku, dan Kalimantan Barat. Sebanyak 14 provinsi lainnya dalam kategori kerawanan sedang.

Sementara dari 154 kabupaten dan kota, 6 daerah tergolong kategori tinggi, yakni Kabupaten Mimika, Paniai, Jayawijaya, Puncak (3,28), Konawe, dan Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Pada kesempatan itu Presiden juga mewanti-wanti masyarakat agar tidak teperdaya oleh berita hoaks. Ia geram dengan hoaks yang masih saja diproduksi. Salah satunya adalah isu bahwa Jokowi berkait Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Padahal saya lahir tahun 1961 dan PKI sudah dibubarkan 1965. Baru umur tiga tahun. Masa ada PKI umur tiga tahun. Ya jengkel, tapi nyari orangnya enggak ketemu-ketemu. Awas kalau ketemu tak gebuk betul itu," tegasnya.

Ia mengingatkan, banyak berita tak masuk akal tetapi tetap diproduksi untuk kepentingan tertentu. "Itulah kita harus hati-hati betul dalam pilkada dan pilpres harus hati-hati," pungkasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya