Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Alutsista Polri-TNI Harus Dibedakan

Sri Utami
28/9/2017 19:31
Alutsista Polri-TNI Harus Dibedakan
(ANTARA)

ADANYA kesamaan beberapa alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki Polri dan TNI, harus segera disikapi pemerintah dan legislatif.

Hal ini harus sesuai dengan kewenangan dan tugas pokok keduanya yang berbeda. Sesuai UU No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI dan UU No.34 Tahun 2004 tentang TNI.

Ketua Presidium Indonesia Police Wath Neta S Pane mengatakan, Polri memiliki kesatuan atau unit kerja semi militer yakni Brigade Mobil dan Densus 88 Anti Teror. Alutsista yang digunakan oleh kedua kesatuan ini memiliki kesamaan dengan yang digunakan oleh TNI selama ini.

"Polri dipersenjatai dengan senjata api. Tapi hanya sebatas untuk melumpuhkan, dan tentu saja berbeda dengan milik TNI yang berfungsi untuk perang. Tapi ada juga alat yang sama dengan TNI," ujarnya di Jakarta, Kamis (28/9).

Menurutnya, kesamaan alutsista tersebut sengaja dibiarkan sejak 2002 saat TNI dan Polri dipisahkan tugas pokoknya.

"Kedua kesatuan ini berbagai jenis alutsistanya disamakan dengan alutsista TNI. Selama ini tidak ada yang mempermasalahkannya. Semua mendiamkan termasuk pemerintah, wakil rakyat dan TNI sendiri," jelasnya

Kondisi ini menurutnya harus segera disikapi oleh pemerintah untuk menegaskan standar perbedaan alutsista tersebut. Neta mencontohkan salah satu ancaman konflik yang pernah terjadi di Binjai, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.

Saat itu TNI dan Brimob terlibat bentrokan selama sembilan jam. Dalam bentrok tersebut keduanya mengerahkan senjata dengan standar yang sama. Tidak hanya itu penyerangan pasukan Armed TNI ke Polres Baturaja, Sumatera Selatan 2012 membuat hubungan kedua institusi tersebut sempat memanas. Kota di perbatasan Lampung itu pun sempat lumpuh selama tiga hari.

"Pemerintah dan legislatif harus menyikapi ini jangan sampai terulang konflik yang sama," imbuhnya

Sementara itu, menurut komisoner Kompolnas Poengky Indarti menuturkan sejak pisahnya tugas pokok TNI, Polri memiliki Brimob untuk operasi tempur. Satuan ini menggunakan alutsista roket pelontar geranat tapi alat tersebut kini tidak digunakan lagi.

"Brimob juga ditugaskan dalam perang gerilya, operasi Dwikora serta operasi pembebasan Irian Barat (Trikora). Tetapi sejak reformasi hingga saat ini tidak digunakan lagi," tuturnya.

Poengky pun meminta polri untuk menyelidiki penyebar video yang dinilainya untuk menyudutkan korps Bhayangkara tersebut. "Bagi saya, itu tudingan mengada-ada untuk menjatuhkan citra Polri. Segera selidiki siapa yang menyebarkan video itu," cetusnya

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto membantah alutsista yang dimiliki Polri sama dengan TNI. Namun beberapa alutsista seperti mortir dan pelontar granat infantri yang dimiliki Polri, hanya digunakan untuk latihan pasukan Brimob.

"Itu hanya untuk pengenalan senjata. Senjata itu pun sudah tua dan tinggal masuk museum saja," ungkapnya

Setyo menambahkan saat ini Polri tidak lagi melakukan pengadaan mortir, disebakan karena tidak digunakan oleh institusi ini.

"Sudah tidak ada lagi alat kami yang sama (dengan TNI) seperti mortir tidak lagi karena bukan spek Polri. Video yang beredar itu video baru tapi alat lama," tandasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik