Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Wisata Kuliner Terus Dikembangka

Thomas Harming Suwarta [email protected]
16/8/2017 07:00
Wisata Kuliner Terus Dikembangka
(ANTARA/IGGOY EL FITRA)

WISATA kuliner di Tanah Air memiliki potensi luar biasa. Keanekaragaman dan keunikan kuliner Nusantara yang bersumber dari etnik dan budaya beragam ialah kekayaan yang pertumbuhannya harus terus digenjot. Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, untuk memaksimalkan kekayaan tersebut, perlu upaya perlindungan agar wisata kuliner berkembang dan mampu bersaing di era globalisasi saat ini. Ia tidak memungkiri keunikan dan keanekaragaman kuliner Indonesia perlahan tergerus oleh waktu, zaman, dan perubahan pola gaya hidup masyarakat.

“Dalam rangka itu, selain terus memantapkan sektor wisata kuliner, kami mulai menetapkan daerah di Indonesia sebagai destinasi wisata kuliner unggulan. Pemilihannya didasarkan pada enam kelayakan, yakni produk dan daya tarik utama, pengemasan produk dan event, kelayakan, kelayakan lingkungan, kelayakan bisnis, dan peran pemerintah dalam pengembangan destinasi wisata kuliner,” kata dia. Lima daerah yang telah ditetapkan sebagai wisata kuliner adalah Bali, Yogyakarta, Bandung, Solo, dan Semarang. Jumlah daerah tersebut diharapkan terus bertambah seiring dengan meningkatnya kesiapan dan komitmen pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi wisata kuliner di wilayah masing-masing.

Uniknya wisata kuliner di Indonesia, menurut Arief, bukan hanya pada aspek makanannya, melainkan juga seni dan budaya. “Ini yang membuat istimewa. Kita menjual paket seni dan budaya melalui makanan yang ada. Sekarang tugas kita ialah membuat narasi dari banyaknya jenis makanan itu sehingga menjadi suatu paket seni dan budaya sekaligus.” Menurutnya, kuliner mempunyai peran penting dalam industri pariwisata, sebab sebagian besar pengeluaran wisatawan untuk kuliner. Selain itu, kuliner menjadi daya tarik yang kuat untuk mendatangkan wisatawan. “Event festival kuliner menjadi andalan Batam untuk menarik wisatawan cross-boarder dari Singapura,” tuturnya.

Dalam rangka itu pula, kata Arief, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) telah bersinergi dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Kemenpar selaku marketer akan melakukan promosi, sedangkan Bekraf bertugas sebagai inkubator potensi kuliner. “Kemudian nanti kita akan pilih tiga destinasi kuliner prioritas dan sepuluh restoran nasional yang paling diunggulkan. Makanannya juga akan disertifikasi sesuai dengan standar ASEAN dan street food juga akan menjadi perhatian,” jelasnya.

Branding kuliner
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar Vita Datau Mesakh mengatakan, meski wisata kuliner tumbuh sangat positif, masih perlu berbenah. Salah satunya membenahi dan mem-branding kuliner daerah masing-masing. “Misalnya bagaimana kuliner dilengkapi dengan atraksi wisata, seperti berkunjung ke pasar, kelas memasak, mengunjungi produsen bahan lokal dan kreativitas lainnya. Ini yang harus kita kembangkan,” kata dia. Dunia kuliner, tambahnya, sangat terkait erat dengan area atau tempat, identitas, dan budaya. Upaya untuk menjual dan mempromosikan segala aspek makanan di salah satu destinasi membutuhkan kreativitas dalam pengembangan produk, proses, pemasaran, dan menciptakan pengalaman bersama makanan. “Yang paling penting ialah pemimpin daereah memiliki komitmen dalam mengembangkan potensi kuliner di daerahnya,” papar Vita.

Ia juga mengakui wisata kuliner Indonesia sangat berkembang, terbukti dengan makin banyaknya event kuliner selama dua tahun belakangan. Bahkan sejumlah daerah berlomba menggelar festival kuliner yang memacu potensi wisata kuliner daerah itu. “Diperkirakan, tahun ini akan tumbuh 8,2% seiring dengan bertumbuhnya industri makanan dan minuman,” kata dia. Vita yang juga Ketua Akademi Gastronomi Indonesia (AGI) menambahkan Kemenpar berupaya mendorong percepatan pertumbuhan wisata dengan membuat strategi dan terobosan dengan mencontoh negara lain yang wisata gastronominya sudah maju, untuk diterapkan di Indonesia. Salah satunya ialah membuat paket wisata yang menawarkan pengalaman. “Tidak hanya makan, tapi juga proses pembuatannya.” Ia memaparkan wisata budaya memberi kontribusi 60% terhadap industri pariwisata Tanah Air. Sekitar 45% di antaranya merupakan wisata kuliner dan belanja. Berdasarkan produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif, 32,5% dari Rp641 triliun atau sekitar Rp208,32 triliun di antaranya merupakan sumbangan kuliner dan 28% lagi (Rp179,5 triliun) dari fesyen. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya